Senin 14 Oct 2024 17:05 WIB

Pasar Fokus pada Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed, Rupiah Menguat

Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan menuju Rp 15.565,5 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Petugas menunjukan uang dollar AS di Money Changer, Jakarta, Rabu (17/4/2024). Nilai tukar mata uang rupiah mengalami penguatan menuju Rp 15.565,5 per dolar AS.
Foto:

Sentimen Internal 

Sementara itu, dari dalam negeri, penguatan rupiah dipengaruhi oleh ramalan World Bank atau Bank Dunia dan sederet lembaga internasional lainnya yang kompak mengenai optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 dan 2025 akan cenderung stabil di atas 5 persen.  

Dalam dua kuartal terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) juga merekam ekonomi Tanah Air berhasil tumbuh di atas 5 persen, meski terdapat indikasi perlambatan. Di mana pada kuartal I 2024 tumbuh sebesar 5,11 persen (year on year/yoy), dan pada kuartal II 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen. 

“Proyeksi paling terbaru keluar dari laporan Bank Dunia berjudul East Asia and Pacific Economic Update Edisi Oktober 2024. Lembaga tersebut mengerek naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 dan 2025, yang masing-masing menjadi sebesar 5 persen dan 5,1 persen,” jelas Ibrahim.

Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri Indonesia per Agustus 2024 mencapai 425,1 miliar dolar AS, tumbuh 7,3 persen (yoy). Posisi ULN pada Agustus 2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah.

Posisi ULN pemerintah pada Agustus 2024 sebesar 200,4 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 4,6 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 0,6 persen (yoy). Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik, seiring dengan semakin terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia.

Sementara itu, swasta memiliki utang sebesar 197,8 miliar dolar AS atau tumbuh sebesar 1,3 persen (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 0,5 persen (yoy). Perkembangan ULN tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan(nonfinancial corporations)yang mencatatkan pertumbuhan 1,6 persen (yoy).

“Untuk perdagangan besok (Selasa, 15 Oktober 2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp 15.510—Rp 15.580 per dolar AS,” ujar Ibrahim. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement