Data awal minggu ini menunjukkan inflasi menurut ukuran target Fed sebesar 2,1 persen pada bulan September, hanya sedikit di atas targetnya sebesar 2 persen. Meskipun tekanan harga yang mendasarinya diperkirakan akan membuat para bankir sentral AS waspada untuk menyatakan kemenangan terlalu dini.
Khususnya, harga suku bunga berjangka pada Jumat mencerminkan tidak adanya peluang Fed akan memberikan pemotongan suku bunga setengah poin persentase lagi, seperti yang dilakukannya pada September ketika mulai melonggarkan kebijakan untuk mencegah kemerosotan di pasar tenaga kerja.
Para pedagang berjangka yang menyetujui suku bunga kebijakan Fed malah mulai memperhitungkan sekitar 99 persen kemungkinan bahwa bank sentral pada 7 November akan memangkas suku bunga kebijakannya seperempat poin persentase ke kisaran 4,50-4,75 persen, dibandingkan dengan 92 persen sebelum rilis data pekerjaan. Mereka melihat sekitar 83 persen kemungkinan bahwa suku bunga kebijakan akan berada di kisaran 4,25-4,50 persen pada akhir tahun ini, dibandingkan dengan 69 persen sebelumnya.
Para pembuat kebijakan Fed akan memulai pertemuan kebijakan dua hari berikutnya setelah pemilihan presiden AS pada hari Selasa. Meskipun hasilnya tidak diharapkan secara langsung menjadi faktor dalam keputusan mereka pada 7 November mendatang, banyak analis melihat ketidakpastian pemilu sebagai beban sementara tambahan pada pasar tenaga kerja pada Oktober yang dapat dibalik dalam beberapa bulan mendatang.
Pasar keuangan saat ini melihat Fed menurunkan suku bunga kebijakannya ke kisaran 3,50-3,75 persen pada September tahun depan.