EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) mencatatkan laba bersih (unaudited) senilai Rp 844 miliar hingga kuartal III 2024 atau meningkat 2.412,12 persen (year on year/yoy) dan mencapai 383,08 persen dari target RKAP tahun ini.
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menyatakan perusahaan juga membukukan pendapatan senilai Rp 20,29 triliun atau meningkat 9,73 persen (yoy), sementara total aset perusahaan tercatat sebesar Rp 188,95 triliun atau tumbuh sebesar 34,14 persen (yoy).
"Dari sisi ekuitas, hingga kuartal III 2024, posisi ekuitas Hutama Karya sebesar Rp 136,07 triliun dengan peningkatan 58,39 persen (yoy) atau sebesar Rp 50,17 triliun," ujar Adjib dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Adjib mengatakan peningkatan ekuitas ini diiringi dengan penurunan liabilitas perusahaan sebesar 3,78 persen (yoy), yang kini mencapai Rp 52,88 triliun. Adjib menyampaikan Hutama Karya juga membukukan realisasi Ebitda sebesar Rp 2,86 triliun atau tercapai 99,11 persen dari target RKAP kuartal III 2024.
"Realisasi Ebitda ini didukung oleh upaya efisiensi biaya, di mana HPP mengalami penurunan hingga 3,78 persen serta berhasilnya pengendalian beban usaha melalui mitigasi risiko yang tepat. Di samping itu, perusahaan juga mencatat peningkatan ekuitas yang signifikan," ucap Adjib.
Adjib menyatakan peningkatan kinerja keuangan (unaudited) Hutama Karya ini sejalan dengan progres pembangunan proyek-proyek strategis nasional seperti Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Ibu Kota Nusantara (IKN), hingga proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang semakin signifikan. Adjib menyampaikan ekuitas perusahaan yang meningkat signifikan ini masih didorong oleh dua faktor utama, yaitu penerimaan Penyertaan Modal Negara sebesar Rp 28,88 triliun pada akhir 2023 dan Rp 18,6 triliun pada April 2024; serta pencatatan laba bersih pada kuartal III 2024 dengan peningkatan signifikan dari periode yang sama pada tahun lalu.
"Di sisi lain, penurunan liabilitas utamanya disebabkan oleh pelunasan atas utang outstanding pada JTTS dari hasil asset recycling pada akhir Juni 2023 lalu," ucap Adjib.