Senin 02 Dec 2024 10:37 WIB

Hashim: Anggito Abimanyu Bakal Jadi Menteri Penerimaan Negara

Saat ini Anggito menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan, kata Hashim hanya sementara

Rep: Frederikus Dominggus Bata/ Red: Friska Yolandha
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu. Hashim Djojohadikusumo mengatakan pemerintah akan membentuk kementerian baru.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu. Hashim Djojohadikusumo mengatakan pemerintah akan membentuk kementerian baru.

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2024-2029, Hashim Djojohadikusumo mengatakan pemerintah akan membentuk kementerian baru. Sektor tersebut yakni Kementerian Penerimaan Negara.  

Hashim mengatakan hal ini saat berbicara dalam Rapimnas Kadin Indonesia 2024. Pada momen tersebut ia lebih banyak menyuarakan optimisme tentang masa depan ekonomi Indonesia. Di saat yang sama, ia mengakui ada beberapa hal perlu dibenahi.

Baca Juga

Adik kandung Presiden Prabowo Subianto itu menyampaikan perihal jaminan investasi yang akan diperoleh Indonesia dari luar negeri. "Kita juga nanti dapat modal dari perbaikan sistem pajak, perpajakan, sistem cukai kita. Ada banyak program-program yang akan dimulai untuk menutupi kebocoran-kebocoran. Itu nanti ditangani oleh pak Anggito Abimanyu sebagai Menteri Penerimaan Negara," kata Hashim di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Ahad (1/12/2024).

Saat ini Anggito menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan. Menurut Hashim, jabatan tersebut hanya sementara. Bakal ada perubahan nantinya.

"Beliau nanti diangkat sebagai Menteri Penerimaan Negara. Ini untuk menangani pajak, menangani cukai, menangani revenue atau penerimaan negara berupa royalti dari pertambangan, dan lain-lain. Saya kira itu saja dari saya," ujar tokoh yang juga berperan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Ia terus menyuarakan pesan optimisme dalam forum tersebut. Menurut Hashim, Indonesia, salah satu dari dua negara yang disukai investor, saat ini. Satunya lagi India.

Ia menerangkan alasan dibalik pernyataannya. Faktor keamanan dan kestabilan ekonomi jadi kunci. Lalu tak kalah pentingnya, bonus demografi.

"Mereka berhati-hati investasi di China, mereka berhati-hati di yang lain juga. Kenapa? Karena Jepang populasinya berkurang, Korea Selatan populasi berkurang, China pun populasi berkurang. Hanya dua negara yang besar, Indonesia dan India, maka saya lihat dunia usaha, saya kira masa depannya sangat cerah," tutur Hashim.

Ia tak asal bicara. Ia baru saja keliling dunia bertugas sebagai utusan khusus Presiden Prabowo. Dari perjalanan tersebut Hashim menjalin dialog dan komunikasi dengan pada pengusaha luar negeri.

Ia berharap semua elemen selalu kompak. Termasuk di Kadin sendiri ia berpesan agar jangan mau diadu domba. Jika sudah bersatu, menurutnya segala target bisa tercapai lewat kolaborasi produktif.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement