Program ini juga selaras dengan inisiatif Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam pengarusutamaan gender di bidang ekonomi. Fokusnya adalah memberdayakan perempuan agar mandiri secara finansial, mengingat sekitar 90 persen permasalahan sering kali berakar pada isu ekonomi.
“Kolaborasi menjadi kunci, baik dengan OJK, lembaga keuangan, termasuk Prudential Indonesia. Perempuan tidak bisa bergerak sendiri. Harus bersama-sama menyuarakan, mengedukasi, dan maju bersama, gaung akan lebih terdengan sehingga dampak yang dihasilkan akan lebih besar,”ujar Dewa Ayu.
Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya di era digital, perempuan termasuk para ibu sangat perlu mendapatkan pelatihan yang bertujuan meningkatkan kompetensi digital mereka (digital upskilling), sehingga dapat memanfaatkan platform digital dengan aman dan bijak untuk hal-hal yang produktif.
“Inilah yang kami lakukan bersama Supermom dalam memberikan edukasi dan pelatihan agar mereka dapat semakin mandiri secara finansial, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memberikan dampak positif bagi soaial dan lingkungannya,” tambah Karin.
Hellen Katherina, Country Director dari Supermom Indonesia, mengatakan pemerintah Indonesia memproyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia akan menembus angka 228 miliar dolar AS pada 2027 dan menjadi salah satu kontributor terbesar di GDP Indonesia. "Dalam konteks tersebut, kami ingin memastikan bahwa para Ibu di Indonesia bisa merasakan dampak positifnya secara langsung bagi kesejahteraan keluarga mereka," katanya.
Ke depannya, program literasi finansial ini akan terus diimplementasikan secara berkelanjutan sehingga dapat menyebarkan dampak positif lebih besar untuk para perempuan Indonesia. Mengedukasi perempuan berarti mengedukasi satu generasi.