EKBIS.CO, JAKARTA--Nilai ekspor Indonesia pada April 2010 kembali merosot. Penurunan hampir merata di sejumlah negara tujuan ekspor baik di kawasan ASEAN, Uni Eropa serta negara utama lain seperti Cina, Jepang, dan Amerika Serikat.
Disisi lain nilai impor pada April mengalami peningkatan yang cukup tajam dibandingkan Maret, termasuk Impor dari Cina. Merosotnya angka ekspor dan naiknya impor membuat surplus neraca perdagangan Indonesi terkikis. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan, mengungkapkan ekpor pada April 2010 mencapai 12,05 miliar dolar AS.
Angka ini mengalami penurunan sebesar 5,66 persen dibanding ekspor Maret 2010, meski secara year on year meningkat sebesar 42,56 persen. Kenaikan secara tahunan disebabkan oleh patokan yang rendah ekspor tahun lalu. ''Ekspor non migas pada April 2010 mencapai 9,85 miliar dolar AS, atau turun 7,13 persen dibanding maret 2010 yang sebesar 10,605 miliar dolar AS,'' jelas Rusman, di Jakarta, Selasa (1/6).
Sebaliknya, impor Indonesia pada April 2010 mencapai 11,53 miliar atau meningkat 5,12 persen dibandingkan Maret 2010 yang besarnya hanya 10,97 miliar dolar AS. Impor non migas pada April mencapai 8,77 miliar dolar AS atau meningkat 51,3 juta dolar AS dibandingkan impor Maret 2010.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2010 masih ditempati Cina dengan nilai 5,61 miliar dolar AS dengan pangsa 17,26 persen. Kemudian diikuti oleh Jepang 4,95 miliar dolar AS (15,23 persen) dan Singapura 3,36 miliar dolar AS. ''Impor ini jangan selalu dipandang negatif jika itu impornya barang modal atau bahan baku bukan bahan konsumsi,'' katanya.
Menurut Rusman, dengan meningkatnya impor dan menurunya ekspor, surplus perdagangan Indonesia semakin tipis. Surplus perdagangan pada April hanya 517,5 juta dolar AS. Jauh dari surplus pedagangan pada Februari lalu yang angkanya mencapai 1,7 miliar dolar AS.
Hal yang paling mengkhawatirkan jika melihat neraca perdagangan Indonesia dengan Cina. Defisit dengan Cina kian lebar menjadi 555,3 juta dolar AS dari sebelumnya 245 juta dolar AS pada Maret 2010. ''Dengan Cina kita konsisten selama empat bulan ini defisit 1,6 miliar dolar AS, ekspor kita turun ke Cina tapi impor mereka meningkat, dan ini memperlebar defisit kita dengan Cina,'' jelas Rusman.