EKBIS.CO, JAKARTA--Bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan sampai 7 Oktober sebesar 14,68 persen (year to date/ytd) atau 21,86 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Dibandingkan pekan sebelumnya, kata Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Difi A Johansyah, nominal kredit turun 1,40 persen menjadi Rp1.640,36 triliun, sementara kredit valas turun Rp1,30 triliun.
"Untuk kredit Rupiah turun Rp 0,1 triliun. Semua kelompok bank turun, kecuali swasta yang masih tumbuh 0,47 persen," katanya di Jakarta, Selasa (12/10).
Sedangkan mengenai Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan, Difi mengatakan jumlahnya masih meningkat akibat aliran masuk uang kartal ke sistem perbankan paska lebaran. DPK perbankan meningkat menjadi Rp 2.129,37 triliun atau tumbuh 8,07 persen (ytd) dan secara yoy tumbuh 16,54 persen.
Sementara untuk suku bunga perbankan, selisih (spread) suku bunga Rupiah mengecil dari 5,73 persen menjadi 5,70 persen karena adanya penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) Rupiah yang terjadi dalam sepekan terakhir. Sementara rata-rata suku bunga deposito Rupiah 1 bulan relatif stabil.
Difi menambahkan penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) terbesar dilakukan oleh kelompok bank swasta sebesar 4 basis poins. Sedangkan SBDK pada bank persero dan bank campuran tidak berubah. Pergerakan suku bunga valas relatif stabil, baik untuk SBDK maupun suku bunga deposito 1 bulan. Spread suku bunga valas tertinggi masih pada kelompok bank kecil sebesar 8,16 persen.