EKBIS.CO, JAKARTA--Pelaku industri otomotif memandang penerapan pajak baru bagi pembelian kendaraan bermotor tidak akan berdampak banyak dalam mengatasi kemacetan. Bila menilik pengalaman, penjualan kendaraan bermotor justru tertekan bila harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan.
Ketua IV Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Rizwan Alamsjah, mengatakan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor amat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi. "Jika perekonomian membaik, maka penjualan mobil cenderuk naik. Jika perekonomian memburuk, permintaan mobil turun," katanya ketika dihubungi, Rabu (1/12).
Sejauh ini, dia optimistis dengan pertumbuhan industri otomotif di tahun depan. Dia menargetkan, penjualan otomotif dapat tumbuh 10 persen di tahun depan dengan asumsi kondisi ekonomi makro tetap stabil seperti sekarang. Namun, angka pertumbuhan itu tetap dibayang-bayangi oleh kebijakan pemerintah misalnya pembatasan kuota BBM bersubsidi dan pajak progresif.
Dia melihat, penjualan mobil akan tetap tinggi bila pemerintah tidak membenahi transportasi publik, termasuk infrastrukturnya. "Penyelesaian masalah kemacetan tidak bisa hanya dari sisi penggunaan mobil. Fasilitas jalan dan manajemen lalu lintas juga harus diperbaiki," ucapnya.