EKBIS.CO, BANJARMASIN - Langkah menaikkan harga BBM tidak mungkin dihindarkan lagi, demikian Ketua Umum Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia, H Soeharsojo, mengatakan. Jika tidak dinaikkan, imbuhnya, bisa membebani APBN, membahayakan perekonomian dan pembangunan nasional secara menyeluruh.
Menurut Soeharsojo, di Banjarmasin, Senin, kemungkinan penaikan harga BBM berpengaruh terhadap biaya pembangunan atau konstruksi, perlu dilihat dulu kebijakan pemerintah selanjutnya.
"Organda 'khan minta agar angkutan umum dan angkutan barang tidak dinaikkan, bila hal tersebut disetujui tentu tidak akan berpengaruh terhadap kenaikan biaya konstruksi," katanya.
Bila ada pemberlakukan khusus terhadap angkutan umum dan barang, kata dia, maka biaya angkut tidak akan naik sehingga biaya yang lain-lain bisa ditekan sedemikian rupa, dengan demikian pengaruhnya tidak akan terlalu signifikan.
Menurut dia, penaikan BBM saat ini cukup wajar, mengingat yang menikmati subsidi BBM saat ini sebagian besar adalah orang-orang kaya atau mobil-mobil mewah, sehingga pemberian subsidi salah sasaran.
"Selama ini yang mendapatkan subsidi BBM adalah orang-orang dengan mobil mewah, sedan dan lainnya," katanya.
Bila kondisi tersebut tidak segera diantisipasi maka subsidi BBM akan sangat memberatkan pemerintah, bila APBN banyak tersedot untuk subsidi lama-kelamaan akan terjadi ketimpangan pembangunan. (*)