EKBIS.CO, JAKARTA - Demi pengelolaan perusahaan lebih baik dan transparan, Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mempersilakan Badan Pemeriksa Keuangan untuk mengaudit PT Merpati Nusantara Airline. "Bagus juga kalau Merpati diaudit, agar masalah dapat diselesaikan. Bagus di "clear" kan saja," kata Dahlan usai menghadiri Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Kantor PT Pann Multifinance, Jakarta, Selasa (22/5).
Menurut Dahlan, audit secara menyeluruh Merpati bertujuan untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya persoalan yang dihadapi perusahaan ini. Sebelumnya sejumlah karyawan Merpati bermaksud mendatangi BPK agar perusahaan penerbangan "plat merah" itu diaudit.
Mantan SVP Corporate Planning Merpati Ery Wardhana mengatakan terdapat dua pintu masuk BPK untuk turun tangan membenahi Merpati, yaitu pencopotan Sardjono Jhony Tjitrokusumo dari jabatan direktur utama yang digantikan oleh Rudy Setyopurnomo. Selanjutnya pernyataan Rudy Setyopurnomo bahwa perusahaan saat ini mengalami rugi sekitar Rp3 miliar per hari.
"Pergantian direksi Merpati mendadak, tidak transparan dan terkesan ada sesuatu yang ditutup-tutupi oleh pemegang saham. Pergantian harus mulus agar tongkat estafet kepemimpinan di Merpati bisa lebih bagus dan tidak kembali jatuh di tengah jalan," kata Erry.
Ia menambahkan, Jhony seharusnya diberikan kesempatan untuk mengklafirikasi soal kerugian yang disebut Rudy sebesar Rp3 miliar per hari agar tidak menyesatkan.
Menanggapi poin yang disampaikan Erry tersebut, Dahlan Iskan mengatakan dirinya tidak akan memberikan arahan kepada direksi baru Merpati. "Tidak ada arahan. Dia (Dirut Rudy Setyopurnomo) sudah tahu apa yang harus dilakukan. Kalau disebut ada rugi Rp3 miliar per hari, ya harus dijernihkan kan," tegasnya.
Dahlan mengakui persoalan yang dihadapi Merpati saat ini memang sulit. "Secara teknis Merpati tidak sehat secara korporasi. Utangnya sangat banyak," kata Dahlan. Untuk itulah persoalan berat tersebut diupayakan dapat dilakukan melalui pergantian direksi.
"Mungkin saja pergantian direksi bisa membawa perusahaan ke arah yang lebih baik," ujarnya. Meski demikian mantan Dirut PT PLN ini tidak yakin sepenuhnya bahwa manajemen baru direksi dapat menyelesaikan masalah Merpati.
"Saya tidak yakin Dirut Merpati bisa menyelesaikannya. Saya juga tidak yakin Merpati bisa lebih hebat," ujarnya. Untuk itu, kata Dahlan, direksi baru diberi kesempatan selama enam bulan untuk menunjukkan performa dalam membenahi Merpati.