EKBIS.CO, DENPASAR - Alam dan cuaca di laut tampaknya belum bersahabat. Kondisi itu mengakibatkan realisasi ekspor tuna segar maupun yang sudah diawetkan dengan tujuan utama konsumen Jepang Januari-April 2012 hanya bernilai 21,7 juta dolar AS,
Perolehan devisa dari tuna turun hingga 16 persen dibandingkan dengan periode sama 2011 mencapai 25,7 juta dolar. Penuruna cukup besar selama empat bulan I-2012, kata Kasi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Jumat (8/6).
Situasi alam yang kurang bersahabat di lautan Indonesia berdampak pada perolehan hasil tangkapan tuna dan berbagai jenis ikan bahan ekspor lainnya. Situasi itu menyebabkan salah satu komoditi andalan ekspor provinsi Bali berkurang ke pasaran luar negeri.
Berkurang realisasi ekspor tuna tadi berpengaruh terhadap perolehan devisa sektor perikanan daerah ini. Kini pendapat devisa perikanan hanya bernilai 31 juta dolar Januari-April 2012 berkurang dari periode yang sama 2011 mencapai harga 31,6 juta dolar.
Turunnya perolehan devisa sektor perikanan tersebut akibat dari sekitar sebelas jenis mata dagangan yang memasuki pasar luar negeri hampir semuanya berkurang pemasarannya baik dalam volume maupun perolehan devisa.
Ia mengatakan, tuna segar merupakan salah satu andalan ekspor nonmigas Bali. Nasib sama dialami perdagangan pakaian jadi (garmen) yang juga melorot dalam perolehan devisanya hingga 27 perssen menjadi 36,1 juta dolar .
Volume perdagangan tuna hasil tangkapan para pengusaha di daerah ini hanya sebanyak 3.852 ton selama Januari-April 2012 bernilai 21,7 juta dolar. Padahal periode sama sebelumnya Bali sanggup mengekspor 5.083 ton tuna seharga 25,7 juta dolar.
Sektor perikanan Bali yang menjadi salah satu perdagangan ekspor prima Bali selain garmen dan aneka kerajinan, sebagian besar atau sekitar 57 persen dibeli konsumen asal Jepang, menyusul AS, Australia dan Hong Kong.
Bali mengekspor sedikitnya sebelas jenis ikan ke pasaran ekspor, namun kebanyakan nilainya di bawah tiga juta dolar akibat pengiriman ke negara tujuan masih mengandalkan pasokan nelayan dan petani dari Jawa.