Kamis 26 Jul 2012 18:27 WIB

Tambang Emas Martabe Produksi Pertama di Sumut

Rep: Nian Poloan/ Red: Dewi Mardiani
Tambang emas. Ilustrasi
Foto: Antara
Tambang emas. Ilustrasi

EKBIS.CO, MEDAN – Perusahaan tambang emas Martabe, Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara (Sumut), berhasil menuangkan bijih emas pertama sebagai hasil uji coba awal pabrik pengolahan bijih. Batangan emas bercampur perak pertama dihasilkan dari tungku di ruang pengolahan bijih.

Produk emas ini menandai tonggak sejarah amat penting dalam perjalanan Tambang Emas Martabe menjadi tambang emas berkelas dunia yang pertama berproduksi di Sumatra Utara. Acara penuangan emas pertama tersebut disaksikan oleh Chairman G-Resources Group Ltd Chiu Tao dan jajarannya, pemerintah daerah, serta tokoh masyarakat.

”Peristiwa ini merupakan puncak kerja keras dan dedikasi karyawan serta seluruh mitra kerja G-Resources selama tiga tahun terakhir,” tulis siaran pers, Kamis (26/7). Kegiatan uji coba di pabrik pengolahan telah berlangsung selama dua bulan. Tambang dan pabrik pengolahan akan terus meningkatkan kapasitas hingga berproduksi penuh dalam beberapa bulan ke depan.

Secara terpisah, Bupati Tapanuli Selatan, Syahrul Pasaribu, mengatakan keberadaan tambang emas yang sudah lama dinantikan hasilnya ini, memberikan arti positif bagi masyarakatnya. “Akan banyak tumbuh kegiatan ekonomi mengikuti aktivitas tambang emas ini bagi daerah ini mendatang,” katanya. Ia berharap perusahaan tambang ini akan mampu memberikan kontribusi maksimal bagi bagi daerahnya.

Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatra, Kecamatan Batang Toru, Sumut. Luasnya mencapai 1.639 kilometer persegi, di bawah Kontrak Karya generasi keenam (CoW) yang ditandatangani April 1997. Tambang Emas Martabe memiliki sumberdaya 7,86 juta oz emas dan 73,48 juta oz perak dan ditargetkan mulai berproduksi di bulan Juli 2012, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 oz emas dan 2-3 juta oz perak berbiaya rendah.

Pemegang saham Tambang Emas Martabe adalah G-Resources Group Ltd sebesar 95 persen, dan pemegang 5 persen saham lainnya adalah PT Artha Nugraha Agung, yang 70 persen sahamnya dimiliki Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan 30 persen dimiliki oleh Pemerintah Propinsi Sumatra Utara.  Pengukuhan Perjanjian para Pemegang Saham ditandatangani Selasa, 24 Juli 2012.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement