EKBIS.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengatakan pemerintah melakukan sejumlah langkah fiskal untuk mencegah dan mengatasi kemungkinan dampak krisis global.
"Pertama, melalui APBN Perubahan 2012 di mana pemerintah menyediakan anggaran stimulus fiskal dengan memanfaatkan saldo anggaran lebih (SAL) untuk tambahan belanja infrastruktur dan tambahan anggaran subsidi energi," kata Agus Martowardojo dalam rapat kerja Komisi XI DPR di Jakarta, Senin (10/9).
Ia mengatakan langkah kedua yaitu pemerintah bersama pihak lain meningkatkan koordinasi dan kewaspadaan menghadapi berbagai tekanan akibat krisis global. "Pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyiapkan Protokol Manajemen Krisis," kata Agus.
Langkah ketiga, pemerintah menyusun kerangka stabilisasi pasar obligasi yaitu kerangka kerja yang menyediakan sumber pendanaan untuk menstabilkan pasar obligasi serta mekanisme koordinasi antara pihak terkait. Pemerintah juga menyiapkan standar operating procedure (SOP) dan mekanisme pertukaran informasi serta jadual untuk pengambilan keputusan dan tindakan secara cepat dan tepat.
Sementara langkah keempat adalah penyediaan pinjaman siaga yaitu fasilitas pembiayaan kontinjensi. Saat ini sejumlah negara dan lembaga internasional sudah memberikan komitmen pinjaman siaga sebesar lima miliar dolar AS. Pinjaman siaga tersebut dapat dicairkan jika pemerintah mengalami kesulitan memenuhi pembiayaan APBN dari pasar obligasi.
Langkah kelima, pemanfaatan fasilitas forum kerja sama internasional, seperti 'Chiang Mai Initiatives Multilateralization (CMI-M)' yang menyediakan fasilitas pinjama darurat. "Indonesia dapat memanfaatkan pinjaman likuiditas dolar kurang lebih 10 persen dari jumlah tersebut, yaitu hingga 120 juta dolar AS dan jika ditingkatkan akan menjadi 240 juta dolar AS," katanya.