EKBIS.CO, NUSA DUA, BALI -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, pemerintah mengajak asing berinvestasi di bidang energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, sehingga produk gas Indonesia dapat diekspor seperti selama ini.
"Indonesia akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri, sehingga jika ekspor gas ingin dipertahankan maka pengembangan energi baru dan terbarukan harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang terus tumbuh," katanya ketika membuka konferensi dan ekspo gas internasional di Bali, Selasa (9/10).
Menteri menjanjikan, pemerintah akan memberi kemudahan dalam perizinan dan berbagai insentif pajak dan fiskal bagi investor asing yang bersedia mengembangkan energi baru di Indonesia.
"Seluruh negara di dunia berkepentingan soal pemanfaatan gas ini, sehingga harus bersama-sama mencari solusi mengatasi keterbatasan penyediaan energi," katanya.
Menteri yakin bahwa investor asing sangat tertarik terhadap pengembangan energi baru dan terbarukan tersebut, karena potensi energi di Indonesia yang masih menjanjikan.
Ia memberi contoh, produsen gas BP telah berkomitmen untuk mengembangkan panas bumi (geotermal) dan investor dari Brunei Darussalam juga tertarik berinvestasi di Indonesia.
Menteri mengingatkan, apabila pengembangan energi baru di Indonesia tidak berhasil, maka konsekuensinya gas produksi nasional akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehinga kemungkinan jumlah gas yang diekspor akan berkurang.
"Permasalahan ini harus dicari jalan keluarnya. Negara importir tetap butuh gas, sementara kebutuhan kita meningkat, maka tawaran untuk investasi bidang energi baru menjadi sangat rasional," katanya.
Oleh karena itu, Jero Wacik yakin bahwa investor asing akan berlomba investasi energi baru di Indonesia. Dalam rangka peningkatan infrastruktur gas di dalam negeri, Menteri menjelaskan bahwa pembangunan pipa gas Tras Jawa dan Trans Sumatera terus didorong.
Tahun 2014 diperkirakan jaringan pipa penyaluran gas Trans Jawa dapat diselesaikan, dan selanjutnya pembangunan pipa gas di Sumatera, yang diawali dari Aceh ke Medan.
Menteri menjelaskan proyek pembangunan jaringan pipa gas di Jawa, dari Surabaya hingga ke ujung barat Pulau Jawa yang diperkirakan sepanjang 700 km, membutuhkan biaya sekitar satu miliar dolar AS.
"Nilai tersebut sangat besar, di mana ada peluang emas bagi perusahaan sub-kontraktor di dalam negeri. Dalam kaitan itu saya mengajak para sub-kontraktor di dalam negeri aktif untuk meraih kesempatan emas tersebut," kata Menteri.