EKBIS.CO, WASHINGTON -- Chief Executive Officer (CEO) Microsoft Corporation Steven Anthony Ballmer menyatakan pengunduran dirinya, pekan lalu. Pengunduran diri ini telah membuat kekayaan bersihnya bertambah 786 juta dolar AS atau sekitar Rp 8,58 triliun.
Orang terkaya nomor 44 di dunia ini adalah pemegang saham individu terbesar kedua setelah Bill Gates atas perusahaan teknologi Microsoft. Berdasarkan Bloomberg Billionaires Index, Ballmer memiliki kekayaan bersih senilai 16,8 miliar dolar AS atau Rp 183,475 triliun.
Ballmer mengatakan akan mengundurkan diri dari kursi tertinggi di Microsoft dalam 12 bulan ke depan setelah mengabdi sejak 2000. "Investor ingin kepemimpinan baru untuk menavigasi perusahaan di dunia yang tidak bergantung pada personal computer (PC) lagi," kata Chief Investment Officer BMO Private Bank Jack Ablin, seperti dilansir laman Bloomberg, belum lama ini.
Pertama kali masuk ke Microsoft pada 1980, Ballmer hanya memegang empat persen saham. Gates dan miliuner Paul Allen masing-masing memegang 4,8 persen saham Microsoft. Hampir 70 persen kekayaan mantan pegawai Procter and Gamble Co ini berasal dari saham Microsoft. Sisanya ia peroleh dari dividen saham.
Sejak mengambil alih peran Gates sebagai CEO di Microsoft, Ballmer telah bekerja meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satunya dengan mendorong komputasi mobile, yaitu sesuatu yang jauh dari produk PC, spesialisassi Microsoft.
Pengumuman pengunduran diri ini terjadi hanya enam pekan setelah pria 57 tahun tersebut melakukan reorganisasi terbesar di tubuh Microsoft. Salah satu terobosannya adalah memangkas jumlah unit bisnis menjadi empat unit.
Reogranisasi terbesar di Microsoft dalam satu dekade tersebut dilakukan dalam upaya mempercepat pengembangan perangkat keras dan jasa. Hal ini sejalan dengan upaya perseroan yang menderita akibat penyusutan permintaan PC. "Ini adalah waktu untuk transformasi penting bagi Microsoft. Saya mengambil langkah ini demi kepentingan perusahaan yang saya cintai," ujar Ballmer.
Setelah pensiun, Ballmer tetap menjadi pemilik perusahaan. Ia akan tetap menjadi pemegang saham terbesar kelima perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington tersebut.
Langkah Ballmer mencerminkan pergolakan perubahan di industri teknologi yang dirintisnya. Pemasok piranti perangkat lunak ini kehilangan hampir setengah nilainya di bawah pengawasan Ballmer. Saham perseroan belum pernah ditutup di atas 50 dolar AS sejak tahun pertamanya menjabat sebagai CEO.
Pengumuman turunnya Ballmer dari tahta emas Microsoft justru memberikan angin segar bagi pergerakan saham perusahaan. Saham Microsoft yang tercatat di bursa Nasdaq justru menguat 7,29 persen ke level 34,75 dolar AS. Pasar terlihat bergembira dengan rencana Ballmer. Majalah bisnis AS Forbes sebelumnya telah menjuluki Ballmer sebagai CEO terburuk, bersama dengan pimpinan Research in Motion dan American Airlines.