EKBIS.CO, JAKARTA -- PT Cemindo Gemilang memperoleh kredit sindikasi senilai Rp 5,27 triliun untuk membiayai proyek pembangunan pabrik semen berkapasitas produksi 3,7 juta ton per tahun. PT Bank Negara Indonesia Tbk memimpin sindikasi pembiayaan tersebut.
Pembiayaan sindikasi ini dilakukan bersama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bangkok Jakarta Branch, dan Indonesia Exim Bank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Perjanjian kredit ini diresmikan melalui penandatanganan Perjanjian Kredit Sindikasi Pembangunan Pabrik Semen dan Grinding Plant di Jakarya.
Cemindo akan membangun pabrik di Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Pembangunan ditarget selesai di pertengahan pada 2015. Pembiayaan ini juga akan mencukupi untuk membangun 2 Grinding Plant yang terletak di Ciwandan dan Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Untuk pabrik Ciwandan ditarget selesai akhir tahun ini sedangkan pabrik di Balikpapan sedang dalam proses perencanaan," ujar Presiden Direktur Cemindo Aan Selamat usai pelaksanaan perjanjian sindikasi, Rabu (18/9).
Total dana yang dikeluarkan untuk pembangunan pabrik mencapai 600 juta dolar. Sisa dana untuk investasi pabrik, kata Aan, akan berasal dari cashflow perseroan. Meskipun belum memiliki pabrik sendiri, perseroan sudah memproduksi semen.
Saat ini perseroan sudah memproduksi satu juta ton per tahun. Namun produksi tersebut baru dari impor semen hasil pabrik Chinfon Cement Corporation di Vietnam.
Cemindo Gemilang merupakan pemegang saham mayoritas di Chinfon. Dengan beroperasinya pabrik di Ciwandan, total produksi perseroan di tahun selanjutnya mencapai dua juta ton per tahun.
Pabrik di Bayah ini akan menutupi kebutuhan semen di wilayah Barat Indonesia. Sekitar 70 persen akan didistribusikan di Pula Jawa. Untuk wilayah Timur, Cemindo sudah mengelola pabrik Semen Kupang sejak tiga tahun terakhir.
"Kami belum memprioritaskan ekspor karena kebutuhan dalam negeri masih sangat tinggi," kata Aan.
Permintaan dalam negeri per tahun mencapai 50 juta ton. Sedangkan produksi semen yang ada belum cukup memenuhi kebutuhan tersebut, meskipun sejumlah perusahaan semen tengah melakukan ekspansi.
Aan meyakini dalam tiga tahun ke depan kebutuhan semen akan terus meningkat, meskipun kondisi makroekonomi tengah tidak pasti. Permintaan tumbuh seiring sengan pertumbuhan penduduk. "Akan tetap tumbuh meskipun melambat," ujarnya.
Terkait kredit sindikasi, BNI bertindak sebagai Bookrunner, Mandated Lead Arranger, dan Agen Fasilitas dan Agen Jaminan.
BRI bertindak sebagai Mandated Lead Arranger dengan masing-masing senilai Rp 1,92 triliun. Bangkok Bank Jakarta Branch selaku Co Lead Arranger menyiapkan kredit senilai Rp 958,6 miliar, dan Indonesia Exim bank senilai Rp 479,3 miliar.