Rabu 16 Oct 2013 12:30 WIB

Pengamat: AS Sengaja Ingin Gagal Bayar Utang

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Utang/ilustrasi
Foto: johndillon.ie
Utang/ilustrasi

EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintahan Amerika Serikat (AS) masih ditutup. Partai Republik dan Demokrat masih belum mencapai kesepakatan untuk mendanai pemerintah dan meningkatkan pagu utang 16,7 triliun dolar AS.

Padahal, Menteri Keuangan AS Jacob Lew telah berulang kali memperingatkan bahwa pada 17 Oktober pemerintah tidak akan memiliki lebih banyak ruang untuk meminjam di bawah pagu untuk menutupi defisit federal, dan karena itu tingkat kas Departemen Keuangan akan menjadi kecil 30 miliar dolar AS.

Pengamat Pasar Modal dari PT Aspirasi Indonesia Research Institute, Yanuar Rizky, mengatakan bisa saja AS memang ingin gagal bayar. "Ada kemungkinan dia ingin menurunkan utang yang jatuh tempo," ujar Yanuar, Rabu (16/10).

Mayoritas surat utang AS, yakni sebesar 51 persen, saat ini dipegang oleh Bank Sentral AS, the Federal Reserve (the Fed). Sementara sisanya dipegang oleh Cina dan Jepang. "Kalau gagal bayar akan menghantam the Fed sendiri," ujar Yanuar.

Menurut dia, yang harus dikhawatirkan adalah apakah AS ingin membayar utang yang jatuh tempo secara murah. Hal tersebut beresiko besar karena Cina dan Jepang memiliki hedging ke rupiah. Jika hal tersebut terjadi, dampaknya akan meluas. Indonesia akan terdampak karena kebijakannya terlalu dekat dengan AS. Surat Utang Negara (SUN) akan tertekan karena memiliki instrumen dalam bentuk dolar AS. "Rupiah juga akan menjadi mata uang yang fluktuatif," ujar dia.

Langkah Partai Republik untuk mengatasi resiko gagal bayar dan menghentikan penutupan pemerintahan AS terjegal. Beberapa jam setelah DPR mengumumkan akan melakukan voting, Partai Republik menyatakan bahwa kemungkinan besar mereka tidak akan mencapai suatu keputusan.

Diskusi dikembalikan pada Senat. Pemimpin partai minoritas di Senat AS, Mitch McConnell, melalui juru bicaranya, Don Stewart, mengatakan para pemimpin akan bekerja keras mencari solusi sehingga pemerintahan dapat dibuka kembali dan mencegah gagal bayar. Senator Barbara Mikulski mengatakan AS akan menjadi negara yang gagal membayar utang. "Kita hanya memiliki waktu 33 jam sebelum menjadi negara yang gagal bayar utang pada masyarakatnya dan kreditur lainnya," ujar dia seperti yang dikutip dari CNBC, Selasa (15/10).

Lembaga pemerintah Fitch akan menurunkan peringkat teratas AAA Amerika Serikat pada 'pantauan negatif'. Di Wall Street, saham Dow Jones jatuh 133 poin setelah hari sebelumnya meningkat karena adanya optimisme bahwa Republik dan Demokrat akan mencapai kesepakatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement