EKBIS.CO, JAKARTA -- Peluang Indonesia menjadi negara produsen makin terbuka. Produk maupun jasa asal Indonesia banyak diminati pasar mancanegara.
Beberapa produk yang tinggi peminatnya antara lain furniture, rempah, kerajinan tangan, perhiasan dan alas kaki. Sedangkan dari sektor jasa, banyak permintaan tenaga terampil untuk bidang pertambangan, kayu dan konstruksi. "Permintaan berdatangan dari Saudi Arabia, Amerika Serikat, Nigeria, Mesir dan Korea Selatan," ujar Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Khrisnamurti pada Trade Expo Indonesia (TEI) di Kemayoran, Kamis (17/10).
Total transaksi perdagangan pada hari pertama TEI untuk produk mencapai 13,3 juta dolar AS. Sedangkan transaski di bidang jasa mencapai 10,8 juta dolar AS. Hari ini Indonesia juga mengadakan perjanjian kesepahaman antara perusahaan Australia Solaris Paper dengan PT Pinda Deli, Pulp and Paper Mills senilai 16 juta dolar AS.
Kegiatan ini menurut Wamendag merupakan momentum untuk menarik investor asing agar menanamkan modalnya di Indonesia. Beberapa negara yang mengaku tertarik bekerjasama dengan Indonesia dalam bidang perdagangan anatara lain Uni Emirat Arab, Suriname, Serbia, Malaysia, Sudan dan Yordania.
Secara khusus, Uni Emirat Arab mengajak Indonesia berpartisipasi untuk mengadakan pemeran perdagangan kelas dunia di Dubai. Pengusaha Indonesia dikatakan memiliki kesempatan untuk membuka pasar di Uni Emirat Arab. Pihak Uni Emirat Arab menurut Bayu berharap makin banyak tenaga kerja terampil asal Indonesia yang dikirim kesana.
Minat akan produk lain datang dari Sudan. Masyarakat Sudan dikabarkan telah lama memakai produk Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu makanan, pasta gigi dan sabun. "Dibandingkan dengan negara lain, masyarakat Sudan sudah menerima produk Indonesia dengan baik," ujar Bayu.
Indonesia juga berpeluang besar mengembangkan pasar di Yordania. Dalam waktu satu tahun, transaksi perdagangan dengan negara tersebut dilaporkan naik dari 800 juta dolar AS menjadi 1,6 juta dolar AS.
Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Sjahril Sabaruddin mengatakan peluang pasar terbuka lebar di Afrika Selatan. Beberapa produk yang diminati antara lain manufaktur, furniture, perhiasan dan bulu mata. Hal ini terbukti dari meningkatnya transaksi perdagangan bilateral dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009, nilai transaksi hanya mencapai 860 juta dolar AS. Lalu pada tahun 2012, nilai transaksi mencapai 2,3 juta dolar AS. "Kami berharap tahun ini mencatat transaksi bilateral lebih dari 3 juta dolar AS," katanya kepada ROL.
Di sektor jasa, terjadi peningkatan permintaan tenaga kerja untuk bidang konstruksi, perwatan, manufaktur dan industri kreatif. Kasubdit Promosi Kawasan Asia Pasific dan Amerika BNP2TKI, Elfrida Herawati Siregar mengatakan permintaan tenaga kerja datan dari Malaysia, Suriname , Italia, Papua Nugini, Uni Emirat Arab, Somalia dan Mesir.
Permintaan dari ketujuh negara tersebut mencatat total transaksi jasa hingga 10,8 juta dolar AS. Dalam dua hari ini permintaan tenaga kerja terampil sebanyak 200 orang dan pekerja di bidang pertambangan sebanyak 300 orang.