EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak turun sebesar 64 poin menjadi Rp12.265 dibanding posisi sebelumnya, Selasa (24/12) di Rp12.201 per dolar AS.
"Dolar AS kembali beranjak terhadap mata uang rupiah setelah beberapa data ekonomi AS yang cukup solid memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan terus mengurangi program stimulus ke depannya," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (27/12
Menurut dia, data AS cukup kuat untuk menjaga apresiasi dolar AS hingga akhir tahun ini, dan cukup untuk meyakinkan investor bahwa Federal Reserve akan melakukan pengurangan stimulus keuangan (tapering off) lebih lanjut.
"Meski demikian, perdagangan pasar valas cenderung tipis mengingat tidak adanya peristiwa besar yang dijadwalkan akan berlangsung di sepanjang sisa minggu ini," kata dia.
Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan minimnya sentimen positif dari domestik kembali menekan mata uang rupiah terhadap dolar AS menyusul fokus pelaku pasar uang yang masih melihat kinerja neraca perdagangan Indonesia.
"Apalagi, akan dilaksanakannya pemangkasan stimulus keuangan bank sentral AS menjadi 75 miliar dolar AS dari 85 miliar dolar AS dapat membuat likuiditas dolar AS semakin ketat," kata dia.
Namun, lanjut dia, laju rupiah masih memiliki potensi penguatan terhadap dolar AS seiring mulai berkurangnya aktivitas transaksi di pasar uang untuk spekulasi jual rupiah.