EKBIS.CO, JAKARTA -- Pengamat menilai daya saing Indonesia di Kawasan harus didorong oleh hal mendasar seperti infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Daya saing Indonesia saat ini terbantu oleh pelemahan nilai tukar yang membuat barang-barang dari Indonesia menjadi lebih murah.
Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono mengatakan, pelemahan rupiah telah membuat kinerja perdagangan pada Desember surplus 1,5 miliar dolar AS. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,8 miliar dolar AS. Namun, neraca perdagangan pada 2013 masih tercatat defisit sebesar 3,8 miliar dolar AS.
"Sekarang kita surplus hanya dibantu oleh rupiah terdepresiasi. Kompetitiveness dibantu oleh pelemahan nilai tukar yang membuat barang kita jadi murah," ujarnya.
Komponen mendasar, seperti infrastuktur dan SDM, harus didorong untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Daya saing buruh Indonesia di Asean juga rendah karena kenaikan upah. Kenaikan upah tidak dibarengi oleh produktivitas.
"Jadi kedepannya daya saing harus diwujudkan melalui produktivitas yang bagus dan SDM yang berkualitas," kata dia.