Ahad 16 Mar 2014 23:26 WIB

Kemenperin Upayakan Pengendalian Impor Mesin

Red: Yudha Manggala P Putra
Mesin-mesin industri dipajang dalam pameran manufaktur di Jakarta
Foto: Antara
Mesin-mesin industri dipajang dalam pameran manufaktur di Jakarta

EKBIS.CO, KUTA, BALI -- Kementerian Perindustrian mengupayakan langkah pengendalian terhadap impor mesin industri mengingat tingginya impor pada 2013 lalu yang mencapai 34,23 miliar dolar AS, sementara ekspor hanya 5,56 miliar dolar AS.

"Kami masih belum masuk secara rinci bagaimana mendorong ekspor, saat ini kami masih berada dalam tahapan bagaimana mengendalikan impor, dan agar industri dalam negeri dapat mensubstitusi impor," kata Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Teddy C Sianturi dalam Workshop Pendalaman Kebijakan Industri di Kuta, Bali, Ahad (16/3).

Teddy mengatakan kedepan pemerintah menginginkan adanya ekspor untuk produk-produk tersebut meskipun saat ini industri dalam negeri sebenarnya sudah mampu melakukan ekspor untuk beberapa produk namun nilainya masih rendah.

"Untuk saat ini sudah ada ekspor untuk komponen-komponen alat berat dan juga alat kesehatan seperti tensi meter, meskipun nilainya masih kecil," ujar Teddy.

Ia menjelaskan salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah dalam upaya untuk mengendalikan impor produk mesin tersebut antara lain melalui penerapan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Selain itu, lanjut Teddy, juga dengan peningkatan penggunaan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) seperti pada pengadaan barang dan jasa di kementerian atau lembaga.

Menurut Teddy, dalam industri permesinan di Indonesia terbagi dalam tujuh sektor diantaranya adalah industri mesin peralatan untuk konstruksi, mesin peralatan pabrik, industri peralatan energi termasuk migas, industri alat mesin pertanian, industri komponen, industri mesin peralatan berat dan industri alat kesehatan.

"Untuk alat kesehatan, termasuk dalam klasifikasi tinggi karena menyangkut manusia yang mengedepankan faktor keamanan yang terjamin, dan karena faktor tersebut nilai investasi masih rendah," ujar Teddy.

Sementara untuk industri mesin yang banyak di Indonesia, lanjut Teddy, sebagian masuk dalam industri dengan teknologi menengah dan konvensional.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement