EKBIS.CO, JAKARTA -- Pemerintah tidak melihat pengaruh siginifikan jika mata uang Tiongkok, Yuan, menjadi mata uang utama di dunia internasional. Namun jika benar, Cina perlu melakukan banyak persiapan.
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro melihat Yuan bisa saja mendunia. Tapi hal ini sangat tergantung pada besarnya volume perdagangan Cina.
"Mungkin saja kalau coveragenya besar. Tapi kalau hanya Cina yang pakai, ya masih susah," katanya akhir pekan ini.
Sementara Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan bahwa ketika Yuan dijadikan mata uang internasional, maka Cina harus membuat defisit pada transaksi berjalan (current account). Cina sementara waktu harus menahan impor dan memberi kesempatan negara lain agar melakukan ekspor ke Cina. Cara ini agar negara lain memiliki banyak mata uang Tiongkok.
"Apakah Cina nantinya bersedia? Saya tidak tahu," kata Chatib.
Lalu, Cina dinilai harus meniadakan resesi capital. Dengan bersikap lebih terbuka, Yuan bisa lebih mudah keluar-masuk Tiongkok.
Yuan digadang-gadang berpeluang menjadi mata uang utama di masa depan. Selama ini dolar AS masih mendominasi untuk mata uang internasional.