EKBIS.CO, JAKARTA - Sektor perikanan dan kemaritiman belum banyak dilirik oleh sektor perbankan. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan per September 2014, laporan jumlah kredit perbankan kemaritiman utstandingnya hanya Rp 67,3 triliun. Angka ini hanya 1,85 dari total outstanding kredit nasional yang mencapai Rp 2561 triliun.
Namun, pembiayaan ini meningkat dibandingkan catatan akhir tahun 2013 yang hanya Rp 61,19 triliun atau hanya 1,78 persen. Di sisi lain, porsi kredit macet relatif besar. Pada September inim NPL mencapai 14,19 persen, meningkat dibandingkan posisi pada akhir Desember yang hanya 13,05 persen.
Di pasar modal, baru 17 emiten yang ebrasal dari sketor maritim dari total 845 emiten yang memperoleh pendanaan dari saham dan surat utang. Nilainyapun hanya Rp 9 triliun dari total Rp 1092 triliun pembiayaan yang masuk pasar modal. Padahal, pada tahun 2012, potensi produksi perikanan Indonesia terbesar di dunia 65 juta ton per tahun. Namun, baru 12 juta ton yang telah dimanfaatkan.
"Saya tidak tau apakah dipakai untuk cari ikan atau kebutuhan lain sehingga perlu pembinaan bukan hanya untuk nelayan tapi juga pengusahanya,' ujar Muliaman, Kamis (27/11).
Muliaman mengatakan Aspek kelautan dan perikanan aspeknya sangat luas sehingga perlu mendapatkan dukungan dari sektor keuangan. Tak hanya dari pembiayaan namun juga untuk mendukung sektor perikanan dan kemaritiman melalui dukungan asuransi. Pasalnya, ketika nelayan sakit, mereka tidak bisa melaut sehingga kredit macet akan bertambah.