EKBIS.CO, JAKARTA--Pemerintah perlu mengembangkan konsep one basket policy dalam menerapkan strategi kedaulatan pangan di Indonesia.
''Pola ini mengakomodasikan beberapa pengaturan dan peraturan dikolaborasi dalam satu keranjang dengan tujuan integrasi dan sinkronnya pembangunan pertanian dan pangan di desa-desa hingga nasional,'' kata pengamat ketahanan pangan, Setyo Purwadi di Jakarta, Kamis (12/2).
Setyo mengungkapkan bahwa penerapan kaidah tersebut mensyaratkan membangun sistem berdasar data produksi dan konsumsi secara real time yang melibatkan langsung petani, masyarakat dan aparat terkait. ''Implikasi penerapan sistem ini, BPS dan Bulog menempati peran strategis sebagai filter tercapainya kondisi equilibrium of production, '' kata Setyo yang pernah menjabat Ketua Badan Ketahanan Pangan, Sumatera Utara.
Menurut Setyo, mewujudkan kedaulatan pangan sesungguhnya membangun marwah bangsa agar etos kerja pangan nasional dapat mandiri pangan yang secara agregasi terbangun oleh kondisi equilibrium of production. ''Yakni keseimbangan yang konstan dan konsisten antara tingkat konsumsi rakyat dengan ketersediaan mengutamakan produksi dari alam Indonesia,'' kata Setyo.
Oleh karena itu, sangat urgen meletakkan strategi validitas data melalui penyajian base data real time dan derivate-nya sebagai barometer prognosa pencapaian kedaulatan pangan, serta membangun kedaulatan pangan dari desa dan berjenjang. Analisis value chain of food dapat membantu merumuskan rasional desain kebijakan dan bussiness plan di suatu lokalita, desa, berbagai gabungan desa, kecamatan dan atau kabupaten dan gabungannya.
''Strategi dan kebijakan yang terumuskan menjadi jalan menuju goal tersedianya pangan setiap saat dan sustainable berbasis desa sehingga dihasilkan kedaulatan pangan berjenjang,'' katanya. Berjenjang disini adalah membangun kedaulatan pangan dimulai dari desa. Lalu secara berjenjang dilanjutkan dengan membangun kedaulatan pangan di tingkat kecamatan, kota/kabupaten, provinsi dan selanjutnya nasional.
Pendekatan one basket policy memberikan keunggulan terkuasainya kekuatan pangan dimulai dari desa atau membangun kedaulatan pangan dari pinggiran, mampu mendesain konkrit kekuatan cadangan pangan, membangun sistem penyangga pangan daerah non produktif oleh daerah produktif, dan menjadi penguat jaringan mewujudkan kedaulatan pangan nasional yang tangguh.