Kamis 12 Mar 2015 20:36 WIB

OJK: Profil Perbankan Hingga Februari Masih Positif

Rep: C87/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

EKBIS.CO, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik sampai Februari masih terjaga. Kinerja keuangan dan profil risiko di lembaga jasa keuangan juga terpantau masih dalam kondisi normal.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Irwan Lubis mengatakan, kondisi pasar modal domestik pada Februari 2015 cenderungan menguat. Hal itu terlihat dari peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan penurunan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN), yang disertai oleh net buy investor non-resident di pasar saham maupun pasar SBN.

"Beberapa faktor yang melatarbelakangi penguatan pasar saham dan surat utang domestik adalah pengaruh sentimen global, seperti normalisasi The Fed yang belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat, kesepakatan bailout Yunani, quantitative easing zona Euro, serta membaiknya data ekonomi domestik antara lain data inflasi, neraca perdagangan, dan transaksi berjalan," kata Irwan dalam konferensi pers di kantor pusat OJK Jakarta, Kamis (12/3).

Di industri jasa keuangan, pertumbuhan kredit perbankan dan piutang pembiayaan per Januari 2015 tercatat masing-masing sebesar 11,55 persen dan 4,68 persen (yoy). Pertumbuhan kredit melambat dibandingkan bulan sebelumnya masing-masing 11,58 persen dan 5,22 persen (yoy).

Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) perbankan per Januari 2015 tercatat sebesar 21,01 persen, naik dibandingkan posisi Desember 19,57 persen. Pada tahun 2015, pertumbuhan kredit perbankan dan piutang pembiayaan diperkirakan akan meningkat.

"Artinya CAR mengalami peningkatan hampir 2 persen dibandingkan Desember 2015, ini pengaruh meningkatnya laba ditahan, otomatis modal perbankan meningkat signifikant. Ketahanan modal diikuti kondisi likuiditas yang masih membaik," terang Irwan.

Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan) per Januari tercatat sebesar 2,23 persen gross dan 1,15 persen net, sedikit naik dibandingkan posisi Desember masing-masing sebesar 2,04 persen NPL gross dan 1,01 persen NPL net.

Rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing) di perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 1,48 persen per Januari 2015. "Baik NPL maupun NPF terjaga pada level yang masih jauh di bawah threshold 5 persen," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement