EKBIS.CO, JAKARTA -- Rencana pemerintah untuk membantu pengembangan pesawat R80 yang dirintis mantan presiden BJ Habibie dinilai sudah tepat. Pengamat penerbangan Henry Tedjadarma mengatakan pesawat dengan daya angkut 70-90 penumpang seperti yang dimiliki R80 sangat dibutuhkan di Indonesia.
Industri pesawat terbang sejenis R80 perlu dikembangkan di dalam negeri karena terkait sistem logistik udara nasional. Dengan pengembangan R80, ujar Henry, Indonesia juga bisa mengembangkan ketahanan teknologi dirgantaranya karena tidak tergantung pada negara lain. "Apalagi R80 didukung oleh teknologi yang modern," ujar dia kepada ROL, Selasa (14/4).
Henry menilai R80 sangat cocok untuk kondisi Indonesia. Pesawat ini bisa digunakan untuk penerbangan ke wilayah terpencil dengan jarak terbang yang pendek antara 250-400 kilometer dan dengan landasan pacu yang pendek. Rute penerbangan seperti itu tidak efisien dilayani oleh pesawat jet.
Pesawat R80, kata Henry, memiliki teknologi fly by wire dan twin engine propelar. Pesawat jenis ini sangat ekonomis bila dibandingkan dengan pesawat mesin jet. Untuk 20 tahun ke depan, ia menyebutkan, dunia membutuhkan sekitar 1.700 unit pesawat sejenis R80. "Sedangkan, porsi kebutuhan Indonesia sekitar 30 persennya," kata dia.