EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Direktur Osaka Steel Co. Ltd, Junji Uchida mengatakan, pabrik baja PT. Krakatau Osaka Steel akan siap beroperasi pada Oktober 2016. Pembangunan konstruksi pabrik ini sudah dimulai beberapa hari lalu di Krakatau Industrial Estate Cilegon.
"Pembangunan pabrik ini memiliki nilai investasi sebesar 220 juta dolar AS dan ditargetkan bisa selesai pada Oktober 2016," ujar Uchida ketika ditemui di Kementerian Perindustrian, Jumat (22/5).
PT. Krakatau Osaka Steel merupakan perusahaan patungan antara PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan Osaka Steel Co.Ltd. Osaka Steel memiliki 80 persen kepemilikan Krakatau Osaka Steel, sedangkan perseroan hanya memiliki 20 persen. Pada tahap awal setoran modal Osaka Steel dan Krakatau Steel adalah sebesar 31,5 juta dolar AS.
Uchida mengatakan, pabrik ini memiliki kapasitas sebanyak 500 ribu ton per tahun. Produk baja yang dihasilkan adalah baja siku dan beton untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Kami berharap dukungan dari pemerintah Indonesia, agar pembangunan pabrik ini bisa selesai sesuai target," kata Uchida.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I.Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, produk yang dihasilkan PT Krakatau Osaka Steel nantinya merupakan baja berkualitas yang banyak dipergunakan sebagai konstruksi lift dalam bangunan bertingkat. Selain itu, produk tersebut juga akan digunakan untuk berbagai kebutuhan sehingga akan sangat membantu dengan rencana pemerintah membangun jalan tol, pelabuhan, jalur MRT, maupun perumahan.
"Jika dibandingkan dengan perusahaan Jepang lainnya, nilai investasi Osaka Steel ini terbilang kecil namun mereka serius menjalankan investasinya," ujar Putu.
Putu mengatakan, sebelum berinvestasi di Indonesia Osaka Steel melakukan study dengan jangka waktu yang sangat lama yakni sekitar tiga tahun. Menurutnya, investor Jepang memang memiliki karakteristik yang cermat dan teliti. Sebagian besar investor asal negeri Sakura tersebut membutuhkan waktu lama untuk melakukan study, sebelum melakukan eksekusi investasinya.