EKBIS.CO, DUBAI -- Hutang Yunani dan rencana pengetatan ekonomi Amerika Serikat (AS) membayangi penerbitan sukuk dari perusahaan konstruksi Dubai, Drake & Scull (DSI).
Rencananya, sukuk dengan imbal hasil tetap senilai 150-200 juta dolar AS itu akan diterbitkan awal pekan ini, namun ditunda. Seorang bankir yang menangani sukuk itu mengatakan pembatalan terjadi karena DSI masih berkompromi soal ukuran sukuk dan harganya.
Belum ada lagi penerbitan sukuk internasional yang dilakukan sejak Uni Emirat Arab (UEA) menerbitkan sukuk 200 juta dolar AS bertenor lima tahun pada 2013 lalu.
Meski, beberapa bankir yakin beberapa perusahaan UEA bersiap menerbitkan sukuk, seperti Renaissance Services Oman. Penundaan penerbitan ini mungkin akan menguras modal DSI.
''Dari pengalaman yang ada, sukuk dengan imbal hasil tetap kurang disukai investor regional. Sementara permintaan semacam itu pun agaknya membebani DSI,'' kata Managing Director National Bank of Abu Dhabi Chavan Bhogaita seperti dikutip Emirates 247, Selasa (16/4).
Bhogaita berharap pola-pola seperti ini bisa berubah. Meski ia tidak menutup mata usia pasar yang masih muda jadi salah satu penyebabnya.
Sukuk imbal hasil tetap masih menunjukkan performa yang bagus di pasar sekunder. Misalnya sukuk bank Al Futtaim dengan imbal hasil 7,125 persen yang dijual Oktober 2013.
Sukuk DSI dinilai bisa lebih menarik investor jika imbal hasilnya minimal setara dengan sukuk Majid Al Futtaim.
Hal lainnya adalah, jika Majid Al Futtaim mendapat peringkat surat utang BB+ dari Standard & Poor's dan Fitch, DSI belum memilikinya. Ini meningkatkan kekhawatiran akan risiko para investor.
Kondisi itu memungkinkan pada investor untuk mencairkan dana sukuk sebelum jatuh tempo (//redeem//). Pun jika tenor dipersingkat, imbal hasil diprediksi akan naik 500 basis poin.
Seorang bankir sebuah bank berbasis di London mengatakan DSI kurang beruntung karena berencana menerbitkan di saat kurang tepat. Sebab pasar modal di Kawasan Teluk memang biasanya kurang aktif menjelang dan selama Ramadhan.