EKBIS.CO, JAKARTA--Menyeriusi model pembangunan ekonomi dari pinggir, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap kawasan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejumlah rancangan pembangunan infrastruktur pun telah disusun untuk kemudian direalisasikan secara bertahap selama lima tahun. Salah satunya yakni pembangunan Bendungan Raknamo di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang.
"Kemajuan pembangunan bendungan telah 82,81 persen dari pagu anggaran TA 2015," Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono melaporkan dalam rilis pada Senin (27/7). Bendungan, kata dia, dibangun dengan pola multiyears selama tiga tahun dengan biaya Rp 710, 6 milliar. Hingga Juli 2015 ini, realisasi keuangan telah mencapai Rp 111,9 milliar dari alokasi Rp 135,2 milliar di 2015.
Seperti diketahui, Bendungan Raknamo dibangun di atas lahan seluas 147 hektare dengan daya tampung mencapai 14,09 juta meter kubik. Ia akan melayani lahan pertanian seluas 1.250 hektare serta menjadi sumber pembangkit listrik tenaga mikro 216, 676 KW atau 0,216 MW.
Selanjutnya, Kepala Biro Komunikasi Kementerian PU-Pera Velix Wanggai menjelaskan, langkah-langkah Kementerian PU-Pera mengikuti desain pengembangan wilayah NTT yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo dalam RPJMN Tahun 2015-2019.
Di mana, dalam lima tahun ke depan, Pemerintah berencana mendorong pengembangan kawasan ekonomi strategis NTT, pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan, pengentasan beberapa Kabupaten tertinggal di NTT dan kawasan perbatasan Indonesia-Timor Leste dan penataan ruang yang sesuai potensi ekonomi lokal.
Sesuai desain itu, lanjut Velix Wanggai, Kementerian PUPR mempercepat jaringan prasarana dan sarana yang terpadu untuk mewujudkan poros Indonesia bagian Tenggara yang mengkaitkan jaringan antarpulau dan anwarwilayah di NTT. Demikian pula, dikembangkan jaringan irigasi dan embung untuk membantu jaringan irigasi seperti bendungan Raknamo.