Sabtu 15 Aug 2015 02:29 WIB

Ini Asumsi Dasar RAPBN 2016 yang Defisit Rp 273,2 Triliun

Rep: C03/ Red: Joko Sadewo
Menkeu Bambang Brodjonegoro membacakan laporan pertanggungjawaban saat sidang paripurna ke-34 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/6). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: (dari kiri) Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Menkeu Soemantri Brodjonegoro, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan berbincang sebelum menjalani Sidang Paripurna Ke-37 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/7). (Republika/Raisan Al Farisi)
(dari kiri) Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Menkeu Soemantri Brodjonegoro, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan berbincang sebelum menjalani Sidang Paripurna Ke-37 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (7/7). (Republika/Raisan Al Farisi)

Selain itu inflasi pada 2016 di perkirakan 4,7 persen. Meski demikian kata Bambang angka tersebut masih wajar sebab batasnya 4,1 persen.  Sementara tingkat Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yakni 5,5 persen.

"Penyebab inflasi selain kurs kita masih lihat dampak el nino, mungkin sampai september tapi dampaknya bisa sampai tahun selanjutnya, kita lihat ini sebagai potensi inflasi," tuturnya.

Lebih lanjut Bambang mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika berada di angka Rp 13.400 per dolar Amerika. Sedang harga minyak mentah bertahan di 60 dolar per barel. Listing minyak mentah 830 tibu barel/hari, dan lifting gas 1,155 ribu barel setara minyak/hari.

"Asumsi ini yang kemudian melahirkan postur RAPBN 2016, yang difokuskan untuk daerah dan masyarakat yang kurang beruntung," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement