Sabtu 15 Aug 2015 02:29 WIB

Ini Asumsi Dasar RAPBN 2016 yang Defisit Rp 273,2 Triliun

Rep: C03/ Red: Joko Sadewo
Menkeu Bambang Brodjonegoro membacakan laporan pertanggungjawaban saat sidang paripurna ke-34 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/6). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menkeu Bambang Brodjonegoro membacakan laporan pertanggungjawaban saat sidang paripurna ke-34 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (25/6). (Republika/Raisan Al Farisi)

EKBIS.CO,   JAKARTA -- Pemerintah tengah mencanangkan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2016.  Meski demikian terjadi defisit, lantaran Belanja negara lebih besar dari target pendapatan.

Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menjelaskan target belanja negara di RAPBN 2016 sebesar Rp 2.121,3 triliun sementara pendapatan negara sebesar Rp 1.848,1 triliun. Artinya ada defisit Rp 273,2 triliun.

Menurut Bambang Brodjonegoro RAPBN 2016 ini di dasarkan pada  sejumlah asumsi dasar ekonomi makro di antaranya  estimasi pertumbuhan ekonomi pada APBN 2016 sebesas 5,5 persen.

"Ini berdasarkan data dan perkiraan hari ini. IMF prediksi Juli kemarin ekonomi global akan tumbuh 3,8 persen. Jadi perkiraan tahun depan 0,5 persen lebih tinggi dari tahun ini. Itu angka yang sangat besar, secara imlisit 2016 jadi lebih baik, itu jadi dasar kita," kata Bambang Brodjonegoro saat memaparkan penjelasan nota keuangan dan rancangan APBN 2016 di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPN) di Jakarta, Jum'at (14/8).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement