EKBIS.CO, JAKARTA -- Bank Indonesia mencatat perlambatan pertumbuhan Utang Luar Negeri (ULN) swasta pada akhir kuartal II-2015. ULN sektor swasta tumbuh melambat dari 13,4 persen (yoy) pada kuartal I-2015 menjadi 9,7 persen (yoy) pada kuartal II-2015.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menyatakan, porsi ULN sektor swasta mencapai 55,8 persen dari total ULN. Menurutnya, ULN sektor swasta pada akhir kuartal II-2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, dan listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,3 persen.
"Pada kuartal II-2015, pertumbuhan tahunan ULN sektor keuangan, industri pengolahan, dan listrik, gas dan air bersih mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya, sedangkan ULN sektor pertambangan mengalami kontraksi," jelasnya dalam keterangan tertulis, Rabu (19/8).
Secara keseluruhan pada akhir kuartal II-2015, ULN Indonesia tumbuh 6,3 persen (yoy), lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kuartal I-2015 sebesar 7,9 persen (yoy). Posisi ULN pada akhir kuartal II-2015 tercatat sebesar 304,3 miliar dolar AS. Jumlah tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar 134,6 miliar dolar AS atau 44,2 persen dari total ULN, dan ULN sektor swasta sebesar 169,7 miliar dolar AS.
Perlambatan pertumbuhan ULN terutama terjadi pada ULN sektor swasta, dari 13,4 persen (yoy) pada kuartal sebelumnya menjadi 9,7 persen (yoy). "Dengan perkembangan tersebut, debt service ratio (DSR) atau rasio utang terhadap pendapatan ekspor sedikit membaik dari 56,9 persen pada kuartal I-2015 menjadi 56,3 persen pada kuartal II-2015," imbuh Tirta.
Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (85,0 persen dari total ULN). ULN berjangka panjang pada akhir kuartal II-2015 mencapai 258,7 miliar dolar AS, tumbuh 8,1 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 9,2 persen (yoy).
ULN berjangka panjang tersebut, terdiri dari ULN sektor publik 131,3 miliar dolar AS (97,6 persen dari total ULN sektor publik) dan ULN sektor swasta 127,4 miliar dolar AS (75,1 persen dari total ULN swasta). Sementara itu, pertumbuhan ULN berjangka pendek tercatat sebesar 2,9 persen (yoy) setelah pada kuartal sebelumnya masih tumbuh 0,7 persen (yoy).
Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada kuartal II-2015 sejalan dengan pertumbuhan perekonomian domestik yang melambat. Bank Indonesia akan terus memonitor perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal itu dimaksudkan agar ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.