EKBIS.CO, KUPANG -- Pengamat ekonomi dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unika) Kupang Dr Thomas Ola Langoday Msi menilai, pelemahan nilai tukar rupiah yang menyentuh level Rp 14.020 terhadap dolar AS karena sentimen perekonomian global.
"Rupiah menyentuh level Rp 14.020 per dolar AS karena kondisi perekonomian global yang kurang baik turut mempengaruhi perekonomian Indonesia," kata Thomas Langoday di Kupang, Rabu (26/8).
Dia mengemukakan hal itu, dalam percakapan dengan Antara seputar posisi rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS selama beberapa pekan terakhir ini. Menurut dia, keraguan Bank Central Amerika Serikat (AS) The Fed mengeluarkan keputusan terkait suku bunga acuan menimbulkan gejolak sentimen ekonomi dunia.
"Suku bunga menjadi tolak ukur dari kegiatan perekonomian suatu negara, sehingga negara yang menjadi acuan ekonomi dunia dapat mempengaruhi kondisi perekonomian negara lain," katanya.
Dia mengatakan aktivitas perekonomian yang terjadi di Amerika Serikat memiliki pengaruh yang kuat terhadap perekonomian Indonesia karena nilai tukar mata uang berpatokan pada dolar AS. Artinya, sentimen yang terjadi pada dolar AS akan mempengaruhi nilai tukar rupiah, katanya.
"Jadi saya melihat bahwa keraguan The Fed mengeluarkan keputusan suku bunga acuan telah mempengaruhi perekonomian Indonesia sehingga rupiah mengalami pelemahan," katanya.
Selain itu, devaluasi yuan turut mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah. "People's Bank Of China (PBOC) memangkas nilai mata uangnya untuk mencegah penurunan ekspor Cina. Harga barang ekspor yang murah dapat membantu eksportir Cina yang tidak memiliki daya saing produk di pasar global," katanya.
Produk yang murah di luar negeri mempengaruhi persaingan ekspor dari Indonesia. Dengan harga produk ekspor yang menurun mampu meningkatkan produk ekspor Cina. "Devaluasi yuan juga punya pengaruh terhadap pelemahan rupiah. Pemangkasan mata uang bertujuan menimbulkan daya saing produk ekspor Cina di pasar global dan ini mempengaruhi ekspor Indonesia," ujarnya.