EKBIS.CO, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 11 poin menjadi Rp 14.065 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.054 per dolar AS.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali bergerak di area negatif menyusul makroekonomi Indonesia yang belum menunjukan upaya perbaikan. "Belum adanya penyeimbang sentimen negatif terutama dari global dan kondisi makroekonomi domestik yang menunjukan masih minim upaya perbaikan, kembali menekan laju rupiah," katanya.
Ia menambahkan bahwa perang mata uang (currency war) menambah sentimen negatif bagi mata uang rupiah.
Mata uang rupiah menjadi sulit menguat karena mata uang lainnya memang sengaja dibuat melemah oleh otoritas masing-masing negara.
"Dengan situasi yang seperti itu maka sulit mencari momentum untuk melakukan perbaikan untuk nilai tukar rupiah," katanya.
Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengharapkan bahwa beberapa langkah Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas rupiah salah satunya dengan melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder cukup membantu mata uang rupiah untuk tidak tertekan lebih dalam terhadap dolar AS.
"Kebijakan BI itu akan menjaga volatilitas mata uang rupiah di kisaran terbatas," katanya.
Menurut dia, meski kebijakan Bank Indonesia itu bersifat jangka pendek, namun dapat membantu mengurangi kekhawatiran pasar dan pelaku usaha di dalam negeri di tengah sifat penguatan dolar AS yang sudah mengglobal.