EKBIS.CO, Memulai bisnis tak harus dengan modal besar. Hal itu dibuktikan Adi Reza Nugroho dengan bisnis media tanam untuk jamur tiram dengan modal awal hanya Rp 500 ribu. Media tanam jamur itu dia pasarkan dengan merek Growbox. Ia memperoleh media tanam tersebut dari petani jamur. Media tanam itu kemudian dia kemas dengan wadah eksklusif dan higienis. Sejak merintis bisnis pada 2012, Growbox mendapat respons positif dari konsumen. Dari media tanam itu, Adi bisa meraup omzet per bulan hingga 200 juta. Promosi melalui foto di media sosial menjadi cara ampuh menjaring konsumen.
Media sosial digunakan untuk berpromosi agar efektif. "Selama ini masih dijual berdasarkan order via Twitter, Instagram, Facebook, dan ke temen-temen yang kita kenal," katanya kepada Republika, belum lama ini. Growbox juga dimasukkan dalam media sosial komunitas, seperti Siete Café, Reading Lights, Tobucil, Origin House and Kitchen, dan yang lainnya.
Para konsumen yang sudah memiliki Growbox pun diminta swafoto atau selfie. Foto tersebut juga digunakan untuk memastikan jamur tumbuh dari Growbox. Lewat foto itu, Growbox mendapat lebih banyak peminat. Growbox pun kerap digunakan sebagai hadiah.
Growbox juga menyediakan buku resep memasak jamur. Resep tersebut berdasarkan eksperimen Adi dan rekannya. Konsumen yang sudah memanen Growbox tinggal melihat panduan resep jika kesulitan mengolah jamur menjadi masakan.
Satu baglog dari petani dibeli dengan harga Rp 2.500-Rp 3.000. Setelah dikemas menjadi Growbox, harga jual ke konsumen, yakni Rp 40 ribu untuk jamur tiram biasa dan Rp 75 ribu untuk jamur berwarna. Warna jamur ditentukan dari jenisnya. Jamur secara alami tumbuh dengan cepat, yakni hanya dalam waktu tiga hari setelah Growbox dibuka. Satu Growbox bisa dipanen tiga sampai empat kali.
Jamur tiram dipilih karena memiliki daya tahan terhadap cuaca paling kuat dibandingkan jamur lain. Jamur ini bisa tumbuh di suhu berkisar 21-32 derajat Celcius. Jenis-jenis baglog dalam Growbox, yakni pink oyster mushroom, jelly mushroom, yellow, blue, brown, dan white oyster mushroom.
Adi mengakui harga Growbox sempat dinilai terlalu mahal. Namun, menurutnya, harga tersebut sudah diputuskan melalui pertimbangan. Growbox dinilai merupakan bahan makanan yang berharga dan mengedukasi konsumen menghargai proses menanam jamur. "Jadi, pas lah menurut kami harga segitu," katanya.
Ke depan, Adi dan kawan-kawannya bercita-cita terus memperlebar sayap penjualan Growbox. Saat ini konsumen asal Hong Kong dan Singapura sudah menunjukkan ketertarikan. Namun, Adi masih mempertimbangkan perjalanan pengiriman Growbox. Ia tidak ingin produk rusak atau jamurnya tumbuh sebelum sampai di tangan konsumen.
Sehingga, ia ingin memperluas kerja sama dengan petani jamur di luar Jawa. "Agar nanti jarak pengiriman lebih aman dan dekat," ujarnya. Ia juga ingin membuat jamur naik kelas bahkan menjadi sarana edukasi.