Rabu 28 Oct 2015 17:00 WIB
Usaha Rakyat

Siasat Bisnis Kue Kering Tetap Laris

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Bagelen ganyong rasa pizza buatan Nanamie
Foto: dok.pri
Bagelen ganyong rasa pizza buatan Nanamie

EKBIS.CO, Bisnis kue kering memang ramai peminat. Pengusaha harus jeli dalam berbisnis agar kue kering tetap laris di tengah ketatnya persaingan pasar. Nanamie Cake and Pastry yang menjual kue kering jenis bagelen di Bandung memiliki siasat agar produknya tetap laris.

Kue kering jenis bagelen di tangan Siti Solihah, pemilik Nanamie, tak sekadar kue khas Sunda yang dioles dengan roombutter. Bagelen buatan Ely, sapa akrabnya, istimewa. Sebab, bahan baku pembuatannya menggunakan ganyong, yakni tepung khas pengganti terigu yang terbuat dari tanaman umbi, seperti talas. Tepung itu membuat bagelen buatannya menjadi lebih renyah, lembut, dan menyehatkan.

Dengan mengusung brand "Nanamie", bagelen ganyong Ely dibuat tak sekadar untuk hobi. Konsistensinya menggeluti usaha bagelen ganyong berbuah manis. Setiap bulan, ia kini dapat meraup laba hingga Rp 50 juta. 

Bisnis kue dan pastry yang digeluti Ely dimulai sejak 13 Mei 2001. Ia membuka toko kue di Jalan CisituLama VII RT/RW 007/010 No 4/154B Bandung 40135, Jawa Barat-Indonesia. Produknya juga dapat ditemukan melalui akun Instagram dan Twitter @NanamieBakery.

Dalam menggeluti bisnis kue, Ely menilai, menjaga kualitas rasa merupakan hal yang sangat penting. Meski harga bahan baku sering kali mengalami fluktuasi, tapi dia tidak ingin mengganti bahan bakunya dengan yang lebih murah. Misalnya, jika menggunakan terigu, ia memakai yang kualitas tinggi. Begitu pun telur, ganyong, gula, mentega dan segala macam bahan baku kue dan bagelen.

Saat harga bahan berfluktuasi, ia siasati dengan mengurangi sedikit ukuran bagelen atau menaikkan harganya. "Pelanggan yang setia akan tahu kalau rasa berubah, maka kita akan mempertahankan kualitas," ujarnya, belum lama ini.

Selain itu, kualitas pelayanan menjadi prioritas selanjutnya dalam bisnis kue. Bahkan, untuk sejumlah pelanggan setia, ia memberikan kue dan bagelen rasa baru secara gratis. Meski ia mengakui ketika harga naik, pesanan kue berkurang. Tapi, ia telah paham, orang berbisnis ditantang agar bersikap konsisten. Maka, produksi bagelen dan kue tetap ia lakukan sebagaimana pesanan. Sebab, ia yakin kondisi sepi pelanggan tak akan berlangsung selamanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement