EKBIS.CO, Oleh Satria Kartika Yudha/Wartawan Republika
Masyarakat pedesaan merasakan betul manfaat kehadiran program layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) yang digulirkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama perbankan. Terbukanya akses perbankan mempermudah segala urusan keuangan masyarakat pedesaan.
Wartawan Republika.co.id mendapat kesempatan menghadiri peresmian agen Laku Pandai yang diselenggarakan OJK dan Bank Rakyat Indonesia di Desa Tabu Barayia, Kabupaten Padang Panjang, Padang, Sumatra Barat, belum lama ini. Program Laku Pandai sukses mengubah perilaku keuangan masyarakat pedesaan dari yang tadinya tradisional menjadi modern.
Manfaat kehadiran Laku Pandai dirasakan Yusril (62 tahun), salah seorang warga yang berprofesi sebagai petani. Yusril mengisahkan, sebelum ada Laku Pandai, dia beserta warga sekitar biasanya selalu menabung sisa hasil panennya dengan membeli perhiasan emas di sebuah toko.
Anehnya, perhiasan tersebut tidak dibawa pulang, melainkan tetap disimpan di toko tempat mereka membeli perhiasan itu. Menurut Yusril, hal tersebut dilakukan untuk menghindarkan risiko kehilangan apabila perhiasan dipakai atau dibawa pulang ke rumah. Kalau disimpan di toko, ujar dia, kepemilikan perhiasan dijamin dan bisa dijual sewaktu-waktu dengan menunjukkan kuitansi pembelian.
"Sebelumnya, salah satu cara kami menabung ya seperti itu. Kalau kami butuh uang, kami bisa ambil uang kami dengan menjual kembali emas itu," kata Yusril saat berbincang dengan Republika.co.id.
Yusril mengakui menabung dengan cara tersebut bukan pilihan tepat. Meski terbilang aman, namun cukup merugikan. Maklum, saat akan dijual kembali, harganya akan lebih murah dari harga beli karena dikenakan potongan oleh pemilik toko.
Cara tersebut dipilih karena mereka sebelumnya tidak memiliki akses perbankan. Selain itu, banyak warga desa yang belum melek keuangan.
Kondisi tersebut berubah setelah ada program Laku Pandai di desanya. Yusril kini tinggal berjalan kaki ke salah satu warung di desanya jika ingin menabung. Kebetulan, dia menjadi salah satu warga yang direkomendasikan sang agen Laku Pandai untuk dapat membuka rekening bank.
Memang, hal itulah yang menjadi salah satu keuntungan adanya Laku Pandai. Seorang agen yang telah dipercaya bank dapat merekomendasikan siapa saja warga di sekitarnya yang bisa dijadikan nasabah, baik itu untuk membuka rekening tabungan hingga pembiayaan mikro.
Diceritakan Yusril, belum semua warga di desanya membuka tabungan melalui Laku Pandai. Namun, sudah cukup banyak yang memanfaatkan jasa agen Laku Pandai. Salah satunya adalah transfer uang. Inilah salah satu keunggulan Laku Pandai. Walaupun tidak memiliki rekening bank, seseorang tetap bisa mentransfer uang.
Transfer uang ini dilakukan dengan cara memberikan uang tunai kepada agen. Kemudian, dengan saldo yang ada di rekeningnya, agen mentransfer uang tersebut kepada orang yang dituju. Tentu ada tarif yang harus dibayar kepada agen tersebut. "Bayarnya hanya sekitar Rp 3.500 kalau (transfer) ke rekening lain,” ucap Yusril.
Bapak dengan empat anak tersebut mengatakan, anak-anak muda di desanya banyak yang merantau ke Riau untuk sekadar berdagang dan ada juga yang berkuliah. Dulu, kata dia, kalau mereka membutuhkan uang, mereka pulang sebulan sekali. “Tapi sekarang, para orang tua yang kebanyakan petani, bisa transfer uang walau tidak punya ATM (rekening),” ujarnya.
Erizal (42 tahun) turut merasakan manfaat keberadaan Laku Pandai. Manfaatnya karena agen Laku Pandai juga melayani isi ulang pulsa telepon hingga pembayaran rekening listrik.
Dia menceritakan, sebelumnya para warga harus pergi ke pusat kota yang jaraknya kurang lebih tujuh kilometer untuk membayar listrik ataupun membeli pulsa. "Kalau sudah ada layanan ini, enak. Tidak perlu mengeluarkan ongkos," ucapnya.
Bahkan dahulu, ujar Erizal, para warga sering menitip pembayaran listrik ke kepala desa setiap bulannya. Kepala desa menyambangi rumah-rumah pada akhir bulan. "Kalau nitip bayar sama kepala desa, bayar Rp 1.000-Rp 3.000. Seikhlasnya sih," tutur Erizal.
Laku Pandai tidak hanya menguntungkan bagi warga desa yang menjadi nasabah, tapi juga bagi sang agen. Syafrizal, salah satu agen Laku Pandai, mengaku mendapat penghasilan tambah an sekitar Rp 1 juta per bulan.
Keuntungan itu didapat dari setiap transaksi yang dilakukan oleh warga sekitar. Dia mencontohkan, biaya yang dikenakan untuk transfer ke sesama rekening hanya sebesar Rp 1.900 per transaksi. "Biaya itu setengahnya masuk ke kantong kami. Kami rata-rata sebulan bisa dapat penghasilan tambahan sekitar Rp 1 juta," kata Syafrizal.
Dia mengatakan, layanan bank tanpa kantor ini sangat diminati warga sekitar. Sebab, warga tidak perlu jauh-jauh ke bank untuk menabung dan mentransfer uang. Warga juga tidak perlu ke pusat kota untuk membayar tagihan listrik.
"Penduduk Padang Panjang banyak yang merantau. Kalau keluarga mau kirim uang, selama ini harus tempuh jarak enam kilometer ke bank terdekat dan harus antre," ujarnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Hadad mengatakan, program Laku Pandai digulirkan untuk mendukung program keuangan inklusif yang dicanangkan dalam Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012.
Program keuangan inklusif harus terus didorong karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal, menggunakan ataupun mendapatkan layanan perbankan dan layanan keuangan lainnya.
"Laku Pandai menyediakan produk-produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum terjangkau layanan keuangan," kata Muliaman.
Muliaman menambahkan, salah satu tujuan Laku Pandai adalah memenuhi kebutuhan masyarkat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang dengan lebih urah, aman, dan cepat. "Laku Pandai menjadi solusi mengubah budaya menyimpan uang di bawah bantal," katanya.
Perbankan antusias
Program Laku Pandai disambut antusias oleh perbankan. Ini terbukti dengan terus bertambahnya jumlah bank pelaksana dan agen Laku Pandai sejak diluncurkan pada Maret 2015.
"Laku Pandai sudah diimplementasikan oleh enam bank konvensional. Setiap bulan mereka selalu meluncurkan agen Laku Pandai yang baru," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon.
Awalnya, hanya ada empat bank yang menjalankan program Laku Pandai. Keempat bank tersebut adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA) dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN). Tak lama kemudian menyusul Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Tabungan Negara (BTN).
Jumlah agen dan transaksi Laku Pandai dari setiap bank memang terus bertambah. BRI misalnya, jumlah agennya sudah mencapai 35.955 agen hingga September 2015.
Sekretaris Perusahaan BRI Hari Siaga mengatakan, pihaknya menargetkan 50 ribu agen pada tahun ini. "Kami akan terus meningkatkan jumlah agen guna meningkatkan pelayanan guna mendorong pelayanan inklusi keuangan," kata Hari.
Hari mengungkapkan, nilai transaksi Laku Pandai BRI atau yang juga disebut dengan BRILink sudah menembus 13,2 juta transaksi hingga kuartal III 2015. Kalau dinominalkan, jumlah transaksinya bernilai Rp 20,4 miliar. "Nilai transaksi ini melonjak dua kali lipat dibandingkan kuartal II 2015," ucap dia.
Laku Pandai yang digulirkan bank lain juga menunjukkan kinerja positif. Salah satunya Laku Pandai BNI. Wakil Direktur Utama BNI Suprajarto mengungkapkan, BNI sudah merekrut 230 agen semenjak meluncurkan program Laku Pandai di Bima, Nusa Tenggara Barat pada 8 Juni 2015. Sementara jumlah transaksinya sudah mencapai 2.000 transaksi hingga 10 November 2015.
"Kami sudah merekrut 230 agen BNI 46. Dari agen tersebut, sudah ada 140 rekening yang dibuka dan 2.000 transaksi," kata Suprajarto.
Melihat kesuksesan Laku Pandai yang dijalankan bank konvensional, perbankan syariah pun berminat ikut meluncurkan program Laku Pandai.
Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK Ahmad Buchori mengungkapkan, sudah ada beberapa bank syariah yang berminat meluncurkan Laku Pandai pada tahun depan. Beberapa bank syariah tersebut adalah BRI Syariah, BTPN Syariah, BNI Syariah. "Mereka sedang melakukan persiapan seperti menyempurnakan sistem IT-nya," katanya.