EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli angkat suara terkait rencana pengusaha Arifin Panigoro melalui PT Medco Energi Internasional Tbk mempersiapkan pembangunan fasilitas pemurnian mineral atau smelter dalam rencana pengambilalihan 76 persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di tambang Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Menteri yang dikenal dengan jurus 'Si Rajawali Ngepret' itu membeberkan alasan mengapa Newmont akan diberikan kepada Medco, bukan kepada badan usaha milik negara (BUMN). "Bukan dikasih, itu kesepakatan bussiness to bussiness," ujarnya singkat di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Kamis (26/11).
Sebelumnya, pada Rabu (25/11), pengusaha Arifin Panigoro telah menemui Rizal Ramli untuk membahas rencana dan teknis pengambilalihan saham termasuk pembangunan smelter. "Memang ada salah satu yang saat ini sedang dibahas yaitu mengenai kesanggupan membangun smelter. Kami komit, begitu kami mulai ini dan kepemilikan berubah, smelter ini jadi proyek yang diutamakan," katanya.
Arifin menjelaskan pihaknya menyiapkan smelter berkapasitas produksi 500 ribu ton per hari dengan investasi sekitar 500 juta dolar AS hingga 600 juta dolar AS. "Sekarang produksi sekitar 400 ribu ton, dengan ukuran tembaga karena emasnya di sana tidak banyak, jadi kami bangun kapasitas 500 ribu ton," katanya.
Baca juga: DPRD NTB Dukung Rencana Arifin Panigoro Kuasai Saham Newmont