EKBIS.CO, PALEMBANG -- Keinginan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) memperluas pasar ekspor masih menghadapi kendala angkutan kapasitas kapal. Sampai saat ini, kapal dengan kapasitas besar sulit itu bisa mengarungi sungai Musi.
“Hambatan PT Pusri itu satu, kapal-kapal yang mengambil pupuk dari sini ukurannya kecil-kecil, kapasitasnya 5.000 – 5.500 ton sehingga fetch cost mahal kalau jauh. Oleh karena itu strategi kita harus jeli mencari ceruk-ceruk pasar yang bisa menerima kapal-kapal dengan kapasitas itu,” kata Direktur Utama PT Pusri, Musthofa di Palembang, Senin (28/12).
Menurut Musthofa tidak mungkin ekspor pupuk PT Pusri menggunakan kapal ukuran panamax. “Misalnya kita menggunakan kapal panamax kapasitas 40 ribu ton atau 60 ribu ton ke Amerika Selatan itu tidak mungkin karena kapal tersebut tidak bisa masuk ke sini, atau dilakukan trans shipment dipindahkan kargonya di muara Sungai Musi, itu kan memerlukan dua kali biaya, sehingga tidak kompetitif,” ujarnya.
Untuk mengatasi kendala tersebut, diakui Musthofa, BUMN pupuk tertua di Indonesia harus mencari dengan memperbaiki pangsa pasar terutama untuk pembeli yang dekat dan bisa menerima kapal-kapal angkutan dengan kapasitas kecil sesuai dengan kemampuan alur sungai Musi.
“Sekarang kita hanya ekspor ke pasar-pasar regional kita yaitu Filipina, Thailand, Myanmar, paling jauh ke Bangladesh. Kalau untuk ke pasar India butuh kapal yang besar,” kata Musthofa.
Selain kendala ekspor pada 2016, PT Pusri juga harus siap menghadapi mulai berlakunya pasar tunggal ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). “Sesungguhnya tanpa MEA pun sekarang mereka sudah stand by untuk masuk ke Indonesia. Apa lagi setelah MEA berlaku tidak ada lagi border. Dalam menghadapi persaingan pada era MEA bagaimana kita efisien, meningkatkan daya saing. Keunggulan pabrik pupuk di Indonesia, kita sudah menguasai jaringan distribusi,” ujarnya.
Pada 2014, penjualan urea ekspor PT Pusri terealisasi sebanyak 106.142 ton atau 38,18 persen dari rencana eskpor sebesar 278 ribu ton. Negara tujuan ekspor urea tahun 2014 adalah Thailand, Filipina, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Amerika Serikat. Dari penjualan urea ekspor terealisasi sebesar Rp 381,51 miliar atau 43,57 persen dari target RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) sebesar Rp.875,70 miliar.