Senin 04 Jan 2016 18:23 WIB

Langkah Pupuk Indonesia Kawal Ketahanan Pangan

Red: Mansyur Faqih
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)
Foto: banten.go.id
Lahan pertanian, salah satu faktor penopang ketahanan pangan nasional (ilustrasi)

EKBIS.CO,  JAKARTA -- Menghadapi musim tanam pada akhir 2016, PT Pupuk Indonesia (Persero) siap mengawal ketahanan pangan dengan menjamin pasokan pupuk untuk sektor tanaman pangan. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat menyatakan, telah menyiapkan stok nasional yang mencukupi kebutuhan selama musim tanam mendatang. 

"Total stok urea nasional dari lini 1 sampai 4 saat ini mencapai 1,2 juta ton. Sedangkan untuk lini 2 dan 3, yaitu gudang provinsi dan kabupaten, mencapai 663 ribu ton urea atau hampir dua kali lipat dari stok yang ditentukan pemerintah. Jumlah tersebut seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai tiga pekan ke depan," ungkap Aas, dalam keterangannya.

Sementara itu, lanjut dia, total stok untuk pupuk non-urea, yang terdiri dari NPK, SP36, ZA, dan organik di lini 2 dan 3, mencapai 972 ribu ton. Jauh di atas ketentuan stok dari pemerintah yang sebesar 378.491 ton. 

Aas menegaskan, Pupuk Indonesia akan memproritaskan kebutuhan pupuk dalam negeri dalam rangka ketahanan pangan nasional. "Hakikatnya, industri pupuk memang didirikan untuk mengamanan pasokan dalam negeri," tambahnya. 

Perusahaan, dikatakan, akan berupaya mencegah terjadinya kelangkaan pupuk. Ini dilakukan antara lain dengan meningkatkan sistem monitoring distribusi, menambah jumlah tenaga pemasaran (account executive) di daerah-daerah, serta memperkuat armada transportasi, baik darat maupun laut. 

"Kami juga akan meningkatkan pengawasan terhadap distributor dan kios-kios untuk memastikan petani memperoleh pupuk sesuai alokasinya," katanya.  

Aas juga mengimbau kepada para petani untuk segera membentuk kelompok tani dan menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Karena dalam beberapa kasus, sejumlah petani kerap kesulitan memperoleh pupuk lantaran mereka tidak tergabung dalam kelompok tani dan belum mengajukan RDKK.

Di samping itu, kekurangan pupuk kadang terjadi karena memang alokasi di daerah tersebut sudah habis, sehingga perlu dilakukan realokasi oleh dinas pertanian setempat. Faktor lain adalah cuaca yang kadang menghambat proses distribusi. 

"Untuk itu kami akan meningkatkan perencanaan logistik untuk mencegah terjadinya keterlambatan pengiriman pupuk ke daerah-daerah," tambahnya.

Sarana distribusi PI saat ini terdiri dari 2350 distributor, 50 ribu lebih kios, dan total kapasitas gudang 3,26 juta ton baik di lini 1, 2 dan 3. Sedangkan untuk armada kapal terdiri tujuh kapal milik PI, delapan kapal sewa dan kapal voyage charter yang jumlahnya cukup banyak, serta 15.382 unit truk.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement