EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, pemerintah Turki ingin meningkatkan kerja sama industri pertahanan dan alat persenjataan. Pemerintah meminta agar kerja sama tersebut melibatkan industri pertahanan di dalam negeri.
"Mereka mesti menjalin kerja sama riset dan pengembangan," ujar Saleh di Jakarta, Selasa (19/1).
Menurut Saleh, mereka harus membuktikan keseriusan dengan langkah konkret karena hal ini menyangkut kepentingan nasional. Saleh mengatakan, kerja sama internasional dapat memacu industri pertahanan nasional yang telah ada dan mendongkrak penggunaan komponen lokal.
Aktivitas riset dan pengembangan juga menunjukkan visi kerja sama berorientasi jangka panjang. Selain itu, dapat mendorong transfer teknologi dan produksi bersama sesuai kebutuhan militer Indonesia. Saleh mengatakan, sudah ada beberapa negara yang bekerja sama dengan industri pertahanan seperti Pindad, LEN dan PT. PAL.
"Turki tahu itu dan mereka kini merapat ke Indonesia, syaratnya mereka harus punya konsep yang menguntungkan Indonesia," kata Saleh.
Saleh mencontohkan, Pindad telah menggandeng perusahaan sistem persenjataan asal Belgia yakni CMI Defense dan pabrikan misil Swedia yaitu SAAB Dynamics AB. Sedangkan untuk perawatan dan modifikasi peralatan TNI, BUMN asal Bandung tersebut bekerja sama dengan RLS dari Jerman. Sementara, PT PAL Indonesia melakukan produksi bersama atau joint venture dengan galangan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Shipbuilding dalam Proyek Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR).