Selasa 23 Feb 2016 13:06 WIB

KKP Ingin Ekspor Tuna Sirip Biru Indonesia Meningkat

Red: Nidia Zuraya
Tuna sirip biru
Foto: vhrmedia
Tuna sirip biru

EKBIS.CO, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) ingin meningkatkan ekspor tuna sirip biru selatan dari jumlah sekarang ini karena potensi yang dimiliki Indonesia cukup besar.

"Kita minta ditingkatkan lagi ekspor tuna sirip biru ini sebab kita memiliki potensi itu, yaitu letak geografis kita yang berada di garis Khatulistiwa," kata Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tyas Budiman di Bandara Soepadio, Pontianak, Selasa (23/2).

Dengan potensi yang dimiliki oleh Indonesia, Tyas melihat produksi tuna sirip biru dalam negeri untuk kebutuhan ekspor bisa mencapai 1.250 ton per tahun dari angka saat ini yaitu 750 ton tiap tahun. "Dari kuota kita saat ini yaitu 750 ton, jujur saja kita bisa lebih baik dari itu, bisa sekitar 1.250 ton per tahun, makannya kita ingin ajukan untuk peningkatan kuota ekspor varian tuna ini," ujarnya.

Saat ini, lanjut dia, Indonesia tidak boleh melebihi kuota ekspor yang ditetapkan Indian Ocean Tuna Commission (IOTC) dan Komisi Konservasi Tuna Sirip Biru Selatan alias Commision for the Conservation of Southern Bluefin Tuna (CCSBT) sebesar 750 ton per tahun. "Mereka memang punya otoritas itu. Pembatasan itu sendiri bertujuan untuk mencegah eksplorasi berlebihan di wilayah tuna itu hidup di kawasan perairan Samudera Hindia agar tidak punah," ujarnya.

Tyas menuturkan, usulan Indonesia untuk meningkatkan kapasitas ekspornya per tahun, sedang dikaji oleh kedua komisi dan tergantung keputusan dewan komisi tersebut. Ia juga menyatakan ada permainan dalam penetapan jatah kuota penangkapan dan ekspor ikan tuna sirip biru terhadap Indonesia lantaran negara ini mempunyai potensi besar ekspor ikan seharga jutaan sampai miliar rupiah per ekor.

"Kenapa mau nambah kuota saja susah, itu karena ada mafia dimana ada tiga negara dominan yang menguasai perdagangan bluefin kan Selandia Baru, Australia dan Jepang. Mereka yang mengatur pasar, jangan sampai kuota ekspor kita melebihi kuota mereka walaupun kita punya potensi banyak tapi kita dikunci," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement