EKBIS.CO, JAKARTA -- Rasio kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) industri perbankan nasional di sepanjang kuartal I tahun ini mengalami kenaikan dari 2,7 persen pada kuartal IV 2015 menjadi 2,8 persen. Ekonom BRI, Anggito Abimanyu menilai jika NPL ke depannya akan membaik seiring proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan meningkat.
"Kita harapkan di semester II ekonominya mulai meningkat sehingga demand atau permintaan kredit juga meningkat dan NPL pun turun,"kata Anggito pada Republika.co.id, Selasa (17/5).
Anggito menjelaskan, pada kuartal I tren NPL memang meningkat dibandingkan kuartal IV. Hal ini disebabkan oleh imbas adanya pelemahan situasi ekonomi di tahun sebelumnya.
Menurutnya, NPL naik atau tidak naik tergantung pada perlakuan apakah kredit dengan collateral (agunan). Selain itu, apakah di agunan I sengaja dinaikkan ke agunan II (agunan selanjutnya) untuk kehati-hatian.
"Pada kuartal I biasanya NPL itu memang unsur kehati-hatian. Biasanya pada kuartal III dan IV itu kan penagihannya diintensifkan. Jaminannya juga kalau itu harus dieksekusi kemudian dijual, macam-macam lah. Biasanya pada kuartal IV membaik lagi NPL nya," ujarnya.