EKBIS.CO, JAKARTA -- Blok D Alfa di Natuna, Kepulauan Riau merupakan ladang gas bumi terbesar yang ada di Indonesia. Potensi cadangan gas di sana tak tanggung-tanggung, mencapai 46 juta kaki kubik (tcf). Angka ini hampir 5 kali lipat cadangan gas yang terdapat di Blok Masela sebesar 10,7 tcf.
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Zikrullah mengungkapkan, kendala utama dalam pengembangan lapangan di Blok D Alfa adalah faktor teknologi. Ia mengungkapkan, kandungan gas di Blok Natuna tersebut terlalu tinggi sehingga memerlukan teknologi yang lebih canggih untuk dapat melakukan pengembangan blok gas tersebut.
"Ini sebenarnya cerita lama, artinya, bahwa kandungan CO2-nya itu tinggi bahkan lebih tinggi daripada gas metane-nya itu sendiri yang dapat dimanfaatkan. Sehingga memerlukan teknologi yang dapat mengolah CO2 yang tinggi. dan itu teknologinya yang belum kita temukan, yang cocok (belum ditemukan)," kata Zikrullah di kantor SKK Migas, Kamis (19/5).
Sampai saat ini PT Pertamina (Persero) sudah ditetapkan sebagai operator di Blok D Alfa ini. Hanya saja, ia menyebutkan masih banyak tahapan yang perlu dilakukan termasuk dengan para calon partner untuk bisa merealisasikan pengembangan lapangan gas raksasa ini.
"Makanya partner yang ada Natuna D Alfa itu kan sama Pertamina, tapi PIC nya kan belum ditunjuk. saya sulit kasih komen ini karena ranahnya masih di (Ditjen) Migas belum di SKK Migas," kata dia.