EKBIS.CO, JAKARTA -- Presiden Serikat Pedagang Pasar Indonesia (SPPI) Burhan Saidi menyebut, mekanisme Operasi Pasar (OP) yang dilakukan pemerintah selama ini hanya menguntungkan pemodal besar, kartel dan para pemain yang ada di lingkaran Pemerintah atau Bulog itu sendiri. Akibatnya OP tidak akan membawa dampak yang berarti di tingkat konsumen.
Ia pun menggulirkan sejumlah sumbang solusi. Di antaranya pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Bulog harus membuka akses yang selebar-lebarnya dan melibatkan pedagang, pemasok, asosiasi atau organisasi dari pedagang itu sendiri untuk merealisasikan program OP. "Pelaksanaan OP jangan tertutup seperti selama ini yang terjadi," katanya, Jumat (10/6).
Pemerintah dan Bulog, lanjut dia, harus melibatkan Bank untuk bekerja sama menggandeng pedagang, pemasok atau organisasi pasar dalam menyediakan kemudahan dalam permodalan. Pedagang menurutnya tidak bisa serta merta mengalihkan sumber pemasok lain dan memutuskan hubungan dengan pemasok yang selama ini telah terjalin.
Karena bisa jadi hubungan antara pedagang dan pemasok yang terjadi adalah pedagang mengambil barang dagangan terlebih dahulu, atau dikirim oleh pemasok. Kemudian setelah itu dijual, baru sore harinya disetorkan atau keesokan harinya saat stok baru masuk baru dibayarkan.
Pemerintah juga harus memiliki database yang akurat soal data pedagang dan pemasok di masing-masing pasar. Data lengkap tersebut dapat ditindaklanjuti dengan memberikan kemudahan pengadaan alat penyimpan daging baik secara kelompok maupun secara individu.
"Pedagang dan pemasok harus mendapatkan insentif terhadapa harga OP yang ditawarkan oleh Pemerintah dan Bulog," ujarnya.
Selanjutnya, pemerintah harus memantau secara insentif para pengusaha penggemukan sapi yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo), Rumah Potong Hewan dan Pemasok besar. Langkah tersebut sembari diiringi perbaikan dan peningkatan akses baik infrastruktur dan distribusi bagi pedagang dan pemasok ke sentra penyedia stok sapi lokal mapun feedlotter.