EKBIS.CO, JAKARTA -- Kepala Badan Standardisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya mengatakan, menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan tantangan tersendiri bagi Indonesia. Diperlukan jaminan kualitas produk nasional yang kuat untuk memastikan keuntungan ekonomi secara nasional.
"Selain itu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi faktor kunci dalam meningkatkan daya saing sehingga Indonesia berhasil meraih peluang di era MEA. Apalagi MEA memberlakukan aliran bebas barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja," katanya, Selasa, (28/6).
Standardisasi, penilaian kesesuaian, dan metrologi diyakini sebagai tiga pilar utama pendukung pembangunan berkelanjutan bagi bangsa Indonesia. Selain itu jadi faktor penting dalam meraih peluang di era MEA dan perjanjian perdagangan bebas lainnya di masa mendatang.
"Kepercayaan terhadap produk nasional dan kualitas SDM di pasar dalam negeri, pasar regional, maupun internasional hanya dapat dicapai bila pernyataan mutu produk nasional dan kualitas SDM memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi," ujar Bambang.
Pernyataan mutu dinyatakan dalam bentuk hasil uji, hasil inspeksi, hasil sertifikasi. Ini dipercaya di tingkat regional dan internasional bila memiliki kompetensi yang diakui.
Makanya Indonesia memiliki Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang menyatakan bahwa suatu lembaga, institusi, atau laboratorium memiliki kompetensi serta berhak melaksanakan penilaian kesesuaian.
KAN merupakan lembaga non struktural yang dibentuk pemerintah dengan tugas menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan dan saran kepada Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi.
Eksistensi KAN, terang Bambang, diakui secara formal oleh sejumlah asosiasi akreditasi internasional termasuk International Accreditation Forum (IAF), Pacific Accreditation Cooperation (PAC), Asia Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (APLAC), dan Intemational Laboratory Accreditation Cooperation (ILAC).