EKBIS.CO, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan angka deflasi Agustus ini membuka ruang lebih lebar bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga perbankan. Ia menilai sejak bulan lalu sebetulnya BI sudah memiliki ruang yang cukup lebar untuk menurunkan suku bunga.
Hanya saja, penerapan kebijakan 7 days repo rate membuat bank sentral menunda penurunan suku bunga. "Dia (BI) tak mau dua hal terjadi dalam satu momen. Sehingga artinya saat ini ruangnya makin terbuka untuk itu. Soal dilaksanakan atau tidak terserah BI," ujar Darmin di Kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Kamis (1/9).
Darmin mengakui, kondisi perekonomian global masih terpuruk. Kondisi ini disadari membuat semua pihak termasuk perbankan untuk saling menunggu. Bank Indonesia pekan ini telah melonggarkan lagi ketentuan kredit dan pembiayaan properti demi menggenjot pertumbuhan.
Darmin menilai, dampak dari pelonggaran ini akan lebih terlihat apabila ada penurunan suku bunga. "Memang diperlukan usaha lebih besar untuk mendorong. LTV (loan to value) sudah diturunkan yah dampaknya akan lebih jelas kalau suku bunga diturunkan," katanya.
Diberitakan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18 hingga 19 Agustus lalu menetapkan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 5,25 persen, dengan suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 4,5 persen dan Lending Facility (LF) diturunkan 100 bps dari 7 persen menjadi 6 persen.
Sebagaimana telah diumumkan pada 15 April 2016, untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, terhitung mulai tanggal tersebut BI menggunakan BI 7-day RR Rate sebagai suku bunga kebijakan menggantikan BI Rate.