EKBIS.CO, JAKARTA -- Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) mendorong realisasi penurunan harga gas industri. Ketua umum FIPGB, Achmad Safiun mengatakan dengan harga gas Indonesia lebih tinggi dibanding di luar negeri, memunculkan kondisi yang tidak menguntungkan.
"Ujungnya memengaruhi daya tarik investasi dan melemahkan daya saing," kata Achmad, dalam seminar bertajuk penurunan harga gas industri untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional, di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (6/10).
Achmad menuturkan, kondisi harga gas di Indonesia yang berada pada kisaran 8-10 dolar per mmbtu sudah sering dipertanyakan para pelaku industri dan calon investor. Konteksnya ketika bersaing dengan negara tetangga.
Achmad mencontohkan harga gas industri di Malaysia menyentuh 5 dolar AS per mmbtu. Pemerintah setempat, kata dia, menjual dengan harga 4 dolar AS per mmbtu. "Jadi pengusaha Malaysia tahu, pemerintahnya memberikan bantuan atau added value ke industrinya. Tapi yang terjadi di Indonesia, justru sebaliknya," tutur Achmad.
Sebelumnya pemerintah menargetkan akan menurunkan harga gas pada akhir November 2016. Presiden Joko Widodo menugaskan para menteri membuat langkah konkret menjadikan harga gas di Indonesia lebih kompetitif yakni berada pada kisaran 5 dolar AS sampai 6 dolar AS per mmbtu.