EKBIS.CO, BANDAR LAMPUNG -- Total nilai ekspor dan impor berbagai komoditas unggulan asal Provinsi Lampung menurun pada September 2016. Ekspor menurun 3,20 persen sedangkan impor menurun 25,10 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Yeane Irmaningrum, mengatakan nilai ekspor pada September sebesar 261,99 juta dolar AS, menurun dibandingkan bulan sebelumnya tercatat 270,64 juta dolar AS. "Dibandingkan September 2015 tercatat 364,11 juta dolar AS, juga mengalami penurunan ekspor asal Lampung sebesar 28,05 persen atau 102,12 juta dolar AS," kata Yeane Irmaningrum di Bandar Lampung, Senin (17/10).
Ia mengatakan dua golongan komoditas yang mengalami penurunan ekspor yakni pertama, lemak dan makanan hewan turun 22,13 persen atau 14,9 juta dolar AS. Kedua, olahan, buah-buahan dan sayuran turun 19,42 persen atau 4,2 juta dolar AS.
Sedangkan tiga golongan komoditas ekspor yang mengalami kenaikan yakni, pertama, kopi, the, dan rempah-rempah naik sebesar 3,04 persen (2,5 juta dolar AS). Kedua, batu bara naik 3,71 persen (1,1 juta dolar AS). Dan ketiga, bubur kayu (pulp) naik 25,96 persen (3,8 juta dolar AS).
Yeane mengatakan kontribusi komoditas ekspor pada periode Januari-September 2016 yakni, lemak dan makanan hewan sebesar 36,86 persen, kopi, teh, dan rempah-rempah 18,93 persen, batu bara 9,43 persen, bubur kayu 5,87 persen, dan olahan buah dan sayuran 5,79 persen.
Ia mengatakan meski terjadi penurunan ekspor bulan September dan periode setengah tahun sebelumnya, neraca perdagangan Lampung masih mengalami surplus sebesar 50 juta dolar AS pada September 2016, dan surplus 322,47 juta dolar AS pada Januari-September 2016.
Sedangkan nilai impor nonmigas Lampung pada September 2016 mencapai 211,99 juta dolar AS, menurut Yeane mengalami penurunan 71,05 juta dolar AS atau turun 25,10 persen dibandingkan Agustus 2016 tercatat 283,03 juta dolar AS. "Nilai tersebut lebih tinggi 76,57 juta dolar AS atau 56,54 persen dibandingkan September 2015 tercatat 135,42 juta dolar AS," katanya.
Penurunan impor terjadi pada komoditas utama yakni mesin-mesin mekanik, ampas sisa industri makanan. Sedangkan komodityas mengalami kenaikan impor yakni gula dan kembang gula naik 102,44 persen, binatang hidup naik 111,81 persen, dan gandum-ganduman naik 187,81 persen.
Ada komoditas yang berkontribusi menambah nilai impor, yakni gula dan kembang gula, binatang hidup, mesin mekanik, ampas sisa industri makanan, biji gandum-ganduman. Ia mengatakan negara pemasok impor barang yakni Arab Saudi, Tiongkok, Australia, Uni Emirat Arab, Qatar, Argentina, dan negara ASEAN.