Senin 28 Nov 2016 17:04 WIB

KKP Sebut Indonesia Kuasai Pasar Impor Udang di AS

Red: Angga Indrawan
Pekerja memanen udang (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memanen udang (ilustrasi)

EKBIS.CO, JAKARTA -- Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan udang Indonesia saat ini menjadi nomor satu di pasar impor Amerika Serikat (AS). Ini karena udang Indonesia berhasil mengalahkan produk dari negara lain yang beberapa tahun terakhir menguasai pasar ekspor udang ke AS.

"Tiga tahun terakhir ekspor udang ke AS dikuasai India, tapi pada 2016 ekspor udang dari Indonesia nomor satu di AS," kata Nilanto Perbowo di kantor KKP, Jakarta, Senin (28/11).

Menurut dia, udang juga merupakan komoditas utama dari sektor kelautan dan perikanan di Indonesia yang diekspor ke berbagai negara. Selain ke AS, pasar potensial untuk komoditas udang Indonesia juga ke negara-negara Uni Eropa dan Republik Rakyat Cina.

Berdasarkan data KKP, ekspor komoditas udang menunjukkan kecenderungan yang meningkat pada 2015-2016, yaitu peningkatan 6,84 persen dilihat dari volume, dan naik 3,75 persen bila dilihat dari nilai komoditas. Selain itu, ekspor ke AS pada periode yang sama juga meningkat hingga 13,4 persen, atau lebih tinggi dari sasaran ekspor tradisional lainnya seperti Cina (naik 6,4 persen), Uni Eropa (4 persen), Jepang (2,4 persen), dan negara-negara kawasan ASEAN (0,2 persen).

Sebelumnya, KKP mengakui masih ada permasalahan dalam pengembangan komoditas udang yang bisa berpotensi berdampak kepada ekspor dari komoditas sektor kelautan dan perikanan. "Yang jelas untuk udang ada beberapa kendala seperti penyakit," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi daya KKP Slamet Soebjakto di Jakarta, Selasa (1/11).

Menurut Slamet, untuk mengatasi dampak sejumlah penyakit yang menyerang udang, pihaknya bakal berkoordinasi dengan SCI (Shrimp Club Indonesia) untuk tur ke sentra-sentra budi daya. Dirjen Perikanan Budi daya KKP memaparkan, hal tersebut antara lain untuk membina para pembudidaya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement